Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sekolah di Makassar Terapkan Deep Learning, Coding Masuk Kurikulum Wajib

ilustrasi coding (unsplash.com/Lewis Kang'ethe Ngugi)
ilustrasi coding (unsplash.com/Lewis Kang'ethe Ngugi)
Intinya sih...
  • Deep learning, coding, numerisasi, dan literasi digital wajib di sekolah Makassar
  • Tantangan infrastruktur sekolah terutama akses internet dan perangkat pendukung
  • Perlunya pelatihan guru agar mampu mengintegrasikan teknologi ke pembelajaran dan bentuk siswa lebih kritis

Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar mulai menerapkan program pembelajaran mendalam atau deep learning pada tahun ajaran 2025/2026. Program ini mencakup pelajaran coding, numerisasi, dan literasi digital yang wajib diterapkan di semua sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Achi Soelaiman, menjelaskan bahwa deep learning merupakan kebijakan baru dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Deep learning disebut akan menggantikan program Merdeka Belajar.

"Jadi sebenarnya itu adalah program Kementerian Pendidikan. Jadi memang sudah masuk untuk pelajaran coding, numerisasi dan literasi untuk masuk ke sekolah yang biasa disebut dengan deep learning (pembelajaran mendalam),"  kata Achi, kepada IDN Times, Minggu (20/7/2025).

1. Tantangan dari tidak meratanya infrastruktur sekolah

Ilustrasi sekolah.
Ilustrasi sekolah.

Achi menjelaskan, seluruh sekolah di Makassar bakal menerapkan kurikulum ini pada tahun ajaran baru. Ia menegaskan penerapan deep learning menjadi kewajiban karena sudah menjadi bagian dari kurikulum nasional yang baru.

"Iya. Jadi dalam hal ini sekolah akan menerapkannya karena ini kurikulum baru juga. Memang sudah dalam bentuk juknis untuk penerapan deep learning kepada sekolah sehingga pasti akan berjalan dengan sendirinya," katanya. 

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan metode pembelajaran mendalam diterapkan di seluruh sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Salah satu tujuannya untuk membantu meningkatkan kemampuan literasi, membaca, dan berhitung siswa.

Achi mengungkapkan, pelaksanaan program ini tetap menghadapi sejumlah tantangan di lapangan. Ketersediaan akses internet dan perangkat pendukung menjadi hambatan utama, terutama bagi sekolah yang belum memiliki laboratorium komputer memadai.

"Ini kan tidak semua sekolah juga mempunyai laboratorium yang merata sehingga ini menjadi tantangan tertentu," katanya.

2. Perlu pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi guru

IMG-20250714-WA0154.jpg
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Achi Soelaiman. (IDN Times/Istimewa)

Selain infrastruktur, kesiapan guru juga menjadi perhatian. Achi menyebut masih diperlukan pelatihan agar guru mampu mengintegrasikan teknologi ke pembelajaran.

"Kurikulumnya pasti harus bisa menyesuaikan termasuk coding juga. Apakah semua guru memang sudah memiliki keterampilan terkait dengan penggunaan coding," katanya. 

Achi menilai masih banyak siswa yang beranggapan coding hanya bisa dikuasai oleh anak-anak dengan kemampuan akademik tinggi. Menurutnya, pandangan seperti itu perlu diubah karena semua siswa sebenarnya punya peluang untuk belajar.

"Persepsi dari siswa sendiri mengatakan bahwa coding itu sulit. Hanya untuk anak-anak yang pintar. Itu persepsi ya. Tapi di satu sisi memang keterbatasan dari sana baik itu komputer, laptop, apalagi untuk jaringan internet yang stabil itu sangat diperlukan," katanya. 

3. Deep learning diharapkan bentuk siswa lebih kritis

ilustrasi siswa SMP (IDN Times/Sukma Sakti)
ilustrasi siswa SMP (IDN Times/Sukma Sakti)

Sebagai langkah menghadapi tantangan itu, Dinas Pendidikan Kota Makassar menyiapkan upaya peningkatan kompetensi guru, penyesuaian kurikulum, dan perbaikan infrastruktur digital di sekolah. Achi berharap penerapan literasi digital, coding, dan numerisasi bisa membentuk siswa yang lebih kritis dan mampu memecahkan berbagai persoalan.

"Pemahaman kepada siswa itu yang harus diperbaiki. Solusinya memang solusi yang harus dilakukan adalah pelatihan guru sudah harus siap. Termasuk di dalamnya peningkatan sumber daya manusianya guru," kata Achi. 

Dia menekankan pentingnya integrasi kontekstual dalam kurikulum, kolaborasi dengan orang tua, serta dukungan sekolah melalui peningkatan infrastruktur. Achi berharap literasi digital, coding, dan numerisasi bisa membuat siswa lebih kritis, adaptif terhadap teknologi, dan mampu memecahkan masalah.

"Intinya adalah dari literasi digital, coding, numerisasi, adalah bagaimana siswa dibentuk untuk bisa memecahkan masalah yang mereka akan hadapi," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us