Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250805-WA0055.jpg
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menerima kedatangan Konsul Jenderal Jepang, Ohashi Koichi, terkait proyek Zero Carbon City di Balai Kota Makassar, Senin (4/8/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Intinya sih...

  • Proyek Zero Carbon City fokus pada transportasi dan energi berkelanjutan

  • Kerja sama antara Makassar dan Yokohama bisa menjadi model kolaborasi kota di Asia

  • Target proyek ini adalah menjadikan Makassar sebagai contoh kota nol emisi di Asia Tenggara

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar menerima kunjungan Konsul Jenderal Jepang di Makassar, Ohashi Koichi, bersama delegasi Pemerintah Kota Yokohama, Senin (4/8/2025). Kunjungan itu menandai dimulainya fase baru kerja sama kedua kota dalam program Zero Carbon City yang didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.

Pertemuan digelar di Balai Kota Makassar. Agenda dilanjutkan dengan kick-off meeting proyek kolaborasi yang berfokus pada pengembangan transportasi dan energi berkelanjutan.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan pandangannya dalam pertemuan tersebut. Dia menilai kerja sama antar kota menjadi salah satu cara untuk merespons dampak krisis iklim yang semakin nyata.

"Kota Makassar terus bertransformasi menjadi kota yang adaptif terhadap tantangan masa depan, salah satunya krisis iklim," kata Munafri.

1. Fokus proyek nol emisi

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menerima kedatangan Konsul Jenderal Jepang, Ohashi Koichi, terkait proyek Zero Carbon City di Balai Kota Makassar, Senin (4/8/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Munafri memaparkan ruang lingkup proyek yang akan dijalankan bersama Pemerintah Kota Yokohama. Fokus utamanya mencakup pengembangan transportasi publik rendah emisi, efisiensi energi di bangunan publik, dan pemanfaatan teknologi terbarukan seperti panel surya serta sistem kelistrikan pintar.

"Kerjasama nantinya, langkah strategis mempercepat transisi energi bersih dan sistem transportasi ramah lingkungan di kota ini," katanya.

2. Bisa jadi model kolaborasi kota Asia

Konsul Jenderal Jepang, Ohashi Koichi, saat memaparkan terkait proyek Zero Carbon City di Balai Kota Makassar, Senin (4/8/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Sementara itu, Konsul Jenderal Jepang di Makassar, Ohashi Koichi, menyampaikan penghargaan atas partisipasi aktif Pemerintah Kota Makassar dalam proyek yang telah berjalan sejak tahun lalu. Dia menilai inisiatif Zero Carbon City mencerminkan semangat kerja sama yang kuat antara Makassar dan Yokohama dalam menjawab tantangan perubahan iklim secara nyata.

"Kami percaya, melalui transfer pengetahuan, teknologi, dan praktik baik, proyek ini bisa menjadi model kolaborasi kota di Asia," kata Ohashi.

Dia juga menyebut, Pemerintah Jepang melalui Kementerian Lingkungan Hidup mendorong inisiatif serupa di berbagai negara sebagai bagian dari upaya global menuju netralitas karbon. Selama ini, Pemerintah Kota Makassar telah mengikuti sejumlah pelatihan dan workshop yang difasilitasi Jepang. 

"Termasuk menjalin koneksi dengan jaringan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang energi dan teknologi lingkungan," lanjutnya.

3. Target jadi contoh kota nol emisi di Asia Tenggara

ilustrasi nol emisi karbon. (airlines.iata.org)

Proyek Zero Carbon City merupakan kelanjutan dari skema kemitraan yang dijajaki sejak 2023. Rencana aksi jangka pendeknya mencakup penyusunan roadmap bersama serta pelaksanaan proyek percontohan di beberapa wilayah kota.

Program ini dirancang dengan sejumlah fokus utama yang menyasar sektor-sektor strategis di perkotaan. Di antaranya adalah pengembangan transportasi publik rendah emisi, efisiensi energi di bangunan publik, integrasi teknologi energi terbarukan seperti panel surya dan sistem kelistrikan pintar, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pertukaran teknologi.

"Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Makassar dapat mempercepat implementasi kebijakan nol emisi carbon, sekaligus menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dan Asia Tenggara dalam mengelola pertumbuhan kota secara berkelanjutan," kata Ohashi.

Editorial Team