Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251008-WA0137.jpg
Suasana proses ekshumasi makan Irna di Pekuburan Islam Beroangin, Jalan Panampu, Kecamatan Tallo Rabu (8/10/2025) / Foto : Istimewa

Intinya sih...

  • IRT bernama Irna (36) di Makassar dibongkar makamnya oleh polisi dan dokter untuk menyelidiki kematian, diduga korban kekerasan suami.

  • Anak korban mengungkapkan bahwa ibu mereka sering dianiaya oleh suaminya, meskipun suami bilang Irna meninggal karena kesurupan.

  • Polisi melakukan ekshumasi, olah TKP, dan pemeriksaan terhadap tiga anak korban untuk menyelidiki dugaan penganiayaan oleh suami almarhumah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Makam seorang IRT bernama Irna (36) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dibongkar atau diekshumasi oleh Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Makassar bersama Bidang Dokter dan Kesehatan (Biddokes) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan.

Tujuan ekshumasi ini dilakukan guna menyelidiki penyebab pasti kematian Irna. Pihak keluarga curiga Irna menjadi korban penganiayaan oleh suaminya bernama Aming.

1. Diduga kerap dianiaya berdasarkan keterangan ketiga anak korban

Suasana proses ekshumasi makan Irna di Pekuburan Islam Beroangin, Jalan Panampu, Kecamatan Tallo Rabu (8/10/2025) / Foto : Istimewa

Adik Irna, Aisyah (30) mengungkapkan kakaknya sering mendapatkan kekerasan dari suaminya. Hal itu berdasarkan pengakuan dari ketiga anak korban yakni AD (16), AL (12), dan FT (8).

Sehingga pihak keluarga mengajukan autopsi dan ekshumasi terhadap jenazah Irna setelah adanya pengakuan dari ketiga anakanya tersebut.

"Karena kesaksian dari anaknya, dia bilang dipukul mamaku. Katanya anak ini, karena minta uang tidak dikasih sampai-sampai dipukul pakai tangan," ucap Irna kepada awak media di Pekuburan Islam Beroangin, Jalan Panampu, Kecamatan Tallo Rabu (8/10/2025).

Aisyah mengungkapkan, Irna diduga mendapatkan penganiayaan dari suaminya pada Senin (22/9/2025) September 2025 dan sempat dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut.

Kemudian dirujuk dan sempat koma selama lima hari di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar dan akhirnya meninggal dunia pada Jumat (27/9/2025) sekitar pukul 05.00 Wita.

"Sering memang dulu dipukul, wallahu a'lam kalau sampai sekarang. Dulu sempat mau dikasih pisah tapi balikan lagi. Ada (luka lebam) di bagian dahi dan belakang," tuturnya.

2. Suami korban bilang Irna meninggal usai jatuh karena kesurupan

Suasana proses ekshumasi makan Irna di Pekuburan Islam Beroangin, Jalan Panampu, Kecamatan Tallo Rabu (8/10/2025) / Foto : Istimewa

Ia mengungkapkan tidak langsung mengajukan autopsi saat kematian Irna dikarenakan percaya begitu saja ucapan suami korban.

"Kan suami dan pihak keluarga suami dia bilang jatuh karena kesurupan. Karena kita kan tidak lihat. Tapi, Tiga-tiga anaknya mengaku melihat ibunya dipukul," ujarnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Besar Devi Sujana mengatakan ekshumasi dilakukan setelah orang tua Irna membuat laporan terkait kejanggalan kematian.

"Ibu korban ini melaporkan kejanggalan kematian almarhum. Selanjutnya, berdasarkan laporan tersebut kami dari Satreskrim Polrestabes Makassar melakukan langkah-langkah penyelidikan," ujar Devy, Rabu.

3. Tak hanya ekshumasi, polisi juga lakukan olah TKP

Suasana proses ekshumasi makan Irna di Pekuburan Islam Beroangin, Jalan Panampu, Kecamatan Tallo Rabu (8/10/2025) / Foto : Istimewa

Devy juga menuturkan selain melakukan ekshumasi, pihaknya juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Teuku Umar 12 Lr 7, Kecamatan Tallo. Selain itu, polisi juga memeriksa tiga anak korban yang didampingi Pekerja Sosial (Peksos).

"Penyelidikan sementara, berdasarkan keterangan saksi-saksi termasuk saksi anak dari pada almarhumah, bahwa diduga dilakukan (penganiayaan) oleh suami daripada almarhumah. Dalam hal ini saudara A," kata Devy.

Devi mengatakan ekshumasi dilakukan oleh tim Forensik Polda Sulsel. Namun untuk hasilnya membutuhkan waktu beberapa bulan.

"Saat ini kita fokus untuk ekshumasi untuk melihat apakah kematian Irna ini akibat penganiayaan atau bukan," tutup Devy.

Editorial Team