Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar, Fahrurozi. (IDN Times/Asrhawi Muin)
Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar, Fahrurozi. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Intinya sih...

  • Volume pengadaan gabah dan beras oleh Bulog Sulselbar nyaris penuh
  • Pencapaian pengadaan gabah tahun 2025 melampaui target hingga 366,2%
  • Bulog bekerja sama dengan Sucofindo untuk memastikan kualitas beras yang disimpan memenuhi standar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Tingginya volume pengadaan gabah dan beras oleh Perum Bulog Kanwil Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) membuat kapasitas gudang Bulog nyaris penuh. Hingga April 2025, Bulog Sulselbar telah menyerap lebih dari 512 ribu ton gabah atau setara 321 ribu ton beras dan menjadi angka tertinggi dalam 10 hingga 20 tahun terakhir.

Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar, Fahrurozi, menyebutkan Bulog Sulselbar memiliki total 204 unit gudang yang tersebar di 51 kompleks dengan kapasitas tampung mencapai 408 ribu ton. Namun, dengan tingginya volume pengadaan gabah dari petani, kapasitas gudang yang ada saat ini tidak cukup untuk menampung seluruh hasil panen.

"Saat ini, Bulog sudah menyerap gabah panen 2025 saja itu totalnya 560 ribu ton. Tentu tidak cukup. Makanya untuk mengantisipasi itu, kami lakukan upaya sewa mencari gudang di luar komplek gudang Bulog," kata Fahrurozi saat ditemui di kantornya, Rabu (7/5/2025).

1. Pengadaan gabah 2025 capai rekor tertinggi

Petani saat panen gabah (IDN Times/Istimewa)

Pencapaian pengadaan gabah tahun ini memang luar biasa. Bulog Sulselbar pada tahun 2025 menargetkan pengadaan gabah sebanyak 139.825 ton, namun hingga akhir April 2025, realisasinya telah mencapai lebih dari 512 ribu ton atau sekitar 366,2 persen dari target yang ditetapkan. 

Bulog Sulselbar bahkan telah melampaui capaian pengadaan gabah tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Menurut Fahrurozi, hal ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, seperti Kementerian Pertanian, Babinsa, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan Perpadi yang membantu dalam proses pengeringan dan penggilingan gabah. 

"Jadi sukses ini tentu tidak lepas dari bantuan dari semua pihak yang tadi saya sebutkan," kata Fahrurozi.

2.Upaya menjaga kualitas beras

Bulog terus memanfaatkan momentum panen pada bulan April untuk memperbanyak hasil serapan dan perkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). (Dok. Bulog)

Sebagai bagian dari upaya memastikan kualitas beras yang disimpan memenuhi standar, Bulog bekerja sama dengan Sucofindo. Sucofindo adalah pihak yang bertugas memeriksa kualitas beras sebelum disimpan di gudang. 

Beras yang tidak memenuhi standar kualitas akan dipisahkan dan dikategorikan sebagai beras reject. Beras tersebut tidak akan disimpan di gudang Bulog.

"Nanti yang masuk ke gudang Bulog adalah beras yang kondisinya memang kita anggap sebagai kondisi yang standar. Beras yang masuk disimpan lama itu sudah memenuhi standar baik dari hasil pemeriksaannya Sucofindo," kata Fahrurozi.

3. Surplus stok beras

Ilustrasi beras (Dok. Perum Bulog)

Dengan volume pengadaan gabah yang sangat besar, Bulog Sulselbar kini memiliki stok beras yang cukup signifikan. Pada April 2025, stok beras di gudang Bulog Sulselbar tercatat mencapai 437.525 ton. 

Fahrurozi menjelaskan stok beras tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Sulawesi Selatan dalam waktu yang lama. Stok itu bahkan dalam kondisi darurat sekalipun.

"Berdasarkan perhitungan kami, jika terjadi keadaan darurat dan tidak ada panen sama sekali, stok beras yang ada di Bulog Sulselbar masih bisa bertahan selama lima bulan. Namun, untuk penyaluran reguler seperti bantuan pangan atau operasi pasar, kami dapat bertahan lebih dari dua tahun," katanya.

Editorial Team