Listrik Hijau PLN Bantu Petani di Sulsel Tekan Biaya Operasional

Makassar, IDN Times - Petani di Sulawesi Selatan merasakan manfaat program electrifying agriculture (EA) dari PLN untuk pompanisasi sawah tadah hujan. Di Kabupaten Pinrang dan Enrekang, penggunaan energi hijau PLN bisa menghemat biaya operasional sampai 83 persen per bulan.
Di sisi lain, layanan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN juga membuka peluang usaha para petani untuk menembus pasar ekspor. REC merupakan layanan PLN untuk memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan internasional atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan diakui secara global. Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil.
1. Pengairan dengan listrik lebih hemat dan mudah dibandingkan pakai gas
Tahir, petani di Desa Maritengngae, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, yang merasakan keuntungan program Electrifying Agriculture dari PLN, mengungkapkan kemudahan proses pengairan dan biaya operasional yang lebih hemat. Sebelumnya, ia hanya mengandalkan intensitas air hujan dan pompa air dengan bahan bakar tabung gas sebagai sumber utama pengairan sawah.
Ia mengaku menghabiskan 70 tabung gas tiga kilogram (kg) per bulan dengan total biaya Rp2,25 juta. "Sekarang, setelah menggunakan listrik, saya hanya menghabiskan Rp378 ribu untuk membeli token listrik per bulan. Berkat listrik, biaya operasional jauh lebih hemat dan tidak perlu repot-repot membeli tabung gas," kata Tahir.
Tahir mencatat, selain penghematan biaya operasional, ia juga turut andil dalam penggunaan listrik hijau PLN yang ditandai dengan pembelian satu unit Renewable Energy Certificate (REC) atau setara satu Megawatt hour (MWh) dengan daya listrik terpasang sebesar 900 Volt Ampere (VA).