[LINIMASA] Perkembangan Terbaru Kasus Virus Corona di Sulawesi Selatan

Makassar, IDN Times - Pada 2 Maret 2020 Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan dua kasus pertama pasien positif COVID-19 di Indonesia. Sembilan hari berselang, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengumumkan bahwa wabah virus corona jenis baru berstatus pandemi. WHO turut meminta pemerintahan di seluruh dunia untuk mempersiapkan segala sesuatu menyangkut upaya penanganan hingga tenaga medis.
Di Sulawesi Selatan, dua kasus positif pertama diumumkan pada hari Kamis 19 Maret, oleh Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19. Pada hari yang sama Gubernur Nurdin Abdullah menyatakan salah satu pasien virus corona di Sulsel telah meninggal sebelum hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan dia positif.
Berikut data terbaru pasien positif, Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Resiko (ODR) berdasarkan laporan yang dikumpulkan IDN Times dari laman Sulsel Tanggap COVID-19 dan informasi dari pemerintah daerah di Sulsel.
19 April 2020: Kasus positif mencapai 370 orang, Pemkot Makassar siapkan bantuan sembako saat PSBB
Data terbaru kasus virus corona atau COVID-19 di Sulawesi Selatan per Minggu (19/4) pukul 17.00 WITA, berjumlah total 370 orang. Tercatat terjadi penambahan 27 kasus baru selama satu hari terakhir.
Sulsel bergeming di peringkat keempat provinsi dengan kasus COVID-19 terbanyak se-Indonesia di bawah DKI Jakarta yang telah menembus 3.032 kasus, Jawa Barat (696), dan Jawa Timur (590).
Tak ada penambahan untuk data pasien COVID-19 di Sulsel yang dinyatakan telah sembuh atau meninggal dunia. Masing-masing masih berada pada angka 43 orang dan 25 korban. Dengan ini, pasien positif yang saat ini jalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit rujukan sebanyak 302 orang.
Terkait PSBB di Makassar, sejumlah jalur perbatasan dengan kabupaten di sekitarnya akan diperiksa ketat oleh aparat keamanan gabungan selama masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar.
Dengan demikian, orang-orang yang masuk ke Makassar akan menjalani pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan itu akan dilakukan di enam pintu masuk Makassar. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menekan penyebaran virus corona atau COVID-19 di Makassar.
"Iya betul itu akan ada pemeriksaan di 6 titik. Ada 6 pos perbatasan, 15 pos pam wilayah kecamatan dan Polri menyiapkan 12 dapur lapangan," kata Jubir COVID-19 Makassar, Ismail Hajiali saat dikonfirmasi IDN Times, Minggu (19/4).
Menyoal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Makassar, Pemerintah Kota Makassar telah menyiapkan bantuan sembako kepada sekitar 60.000 kepala keluarga (KK). Namun pendataan untuk keluarga penerima sembako juga masih terus dilakukan.
Pemberian sembako ini rencananya mulai dilakukan sebelum pemberlakuan PSBB. Jubir COVID-19 Makassar Ismail Hajiali mengatakan kemungkinan pembagian dilakukan antara 21 atau 22 April.
"Data yang sekarang hasil konfirmasi awal itu ada kurang lebih 60.000 KK yang sementara terdata. Tadi saya konfirmasi dengan Kadis Sosial itu direncanakan antara 21-22. Yang jelas dilakukan itu menjelang 24 April nanti saat pemberlakuan," kata Ismail saat dihubungi IDN Times, Minggu (19/4).
Keluarga yang akan mendapatkan bantuan sembako, jelas Ismail, adalah keluarga yang perekonomiannya terdampak oleh pandemi COVID-19. Seperti misalnya orang-orang yang harus kehilangan pekerjaan akibat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau warga yang mengandalkan penghasilan harian.
Maka dari itu Pemkot Makassar menyiapkan kebutuhan pangan selama masa PSBB agar bisa membantu meringankan beban masyarakat yang tak bisa bekerja. Pemkot pun melibatkan jajaran RT/RW hingga lurah untuk penyaluran sembako ini nantinya.
"Makanya pendistribusian dan pembagian sembako nanti itu melibatkan penuh ketua RT, RW dan lurah. Karena mereka yang paling banyak tahu di masyarakatnya," ucap Ismail yang juga Kepala Diskominfo Kota Makassar itu.