Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rapat koordinasi RS Unhas membahas respons atas video viral yang menuding penolakan pasien, di Doctor’s Lounge, RS Unhas, Jumat (2/5/2025). (Dok. Istimewa)

Makassar, IDN Times - Dokter Sigit, salah satu tenaga medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RS Unhas), memutuskan menempuh jalur hukum setelah wajahnya tersebar luas dalam video viral yang menuduh dirinya menolak pasien. Video yang direkam pada Senin 28 April 2025 sekitar pukul 21.30 WITA itu dinilai mengandung informasi yang tidak sesuai fakta dan berpotensi mencemarkan nama baik.

Langkah hukum tersebut diumumkan dalam rapat koordinasi RS Unhas yang digelar pada Jumat, 2 April 2025 di Doctor’s Lounge, RS Unhas. Rapat dihadiri oleh jajaran manajemen RS Unhas, Humas Kantor Sekretariat Rektor, Satuan Tugas Pengamanan Kampus, dan Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum (PKBH) Unhas.

Dokter Sigit mengaku dirinya dan keluarganya mengalami tekanan akibat penyebaran video tersebut. Dia bahkan merasa bukan hanya dirinya yang dirugikan, tetapi juga keluarga dan institusinya.

“Saya merasa sangat dirugikan, juga keluarga saya ikut terbawa-bawa. Institusi tempat saya bernaung, baik Rumah Sakit Unhas maupun Unhas sebagai lembaga pendidikan tinggi, semua ikut terbawa. Saya ingin masyarakat belajar memikirkan dampak tindakan mereka di media sosial,” kata Dokter Sigit.

1. Pihak rumah sakit merasa sangat dirugikan oleh persepsi publik

Rumah Sakit Unhas di Makassar/rs.unhas.ac.id

Direktur Utama RS Unhas, Prof. dr. Andi Muchamad Ichsan menegaskan pihak rumah sakit sangat dirugikan oleh persepsi publik yang terbentuk akibat video tersebut. Video tersebut dinilai berdampak besar terhadap semangat kerja tenaga medis di RS Unhas.

“Kami harus menjaga moral para dokter, perawat, dan pegawai rumah sakit yang terus bekerja memberi pelayanan terbaik demi kesehatan pasien. Peristiwa viralnya video ini sangat berpengaruh terhadap mental SDM kami,” kata Prof. Ichsan.

2. RS Unhas pastkan tidak ada unsur penolakan pasien

Rumah Sakit Unhas di Makassar/rs.unhas.ac.id

Hal senada disampaikan Direktur Umum, Pemasaran, dan Keuangan RS Unhas, Dr. Irwandy. Dia menekankan hasil penyelidikan internal menunjukkan tidak ada unsur penolakan pasien seperti yang dituduhkan.

“Tidak ada sedikit pun fakta bahwa kami menolak pasien di IGD. Sejak pasien tiba, perawat dan dokter kami menerima dan melakukan penanganan sesuai standar," kata Irwandy.

Dia menegaskan bahwa dari penyelidikan internal, pihaknya dapat memastikan video yang beredar itu tidak menggambarkan fakta secara utuh. Bahkan, video itu mengandung unsur fitnah.

"Kami telah mengumpulkan banyak bukti, termasuk video-video dari handphone keluarga pasien lain yang berada di sekitar kejadian dan ikut merekam situasi di lokasi. Kami yakin sepenuhnya bahwa oknum yang menyebarkan video viral tersebut memiliki niat tidak baik,” kata Irwandy.

3. Mengkaji potensi pelanggaran hukum oleh perekam dan penyebar video.

Tangkapan layar video viral Rumah Sakit Unhas diduga menolak pasien gawat darurat. Instagram/trendingmakassar

Ketua Divisi Litigasi PKBH Unhas, Achmad, memastikan pihaknya akan mendampingi Dokter Sigit dalam proses hukum. Pendampingan ini termasuk mengkaji potensi pelanggaran hukum oleh perekam dan penyebar video.

"PKBH Unhas akan mengkaji aturan-aturan apa saja yang telah dilanggar oleh oknum perekam video dan pihak-pihak yang telah menyebarluaskan video tersebut," katanya.

4. RS Unhas bantah telah menolak pasien

Rumah Sakit Unhas di Makassar/rs.unhas.ac.id

Sebelumnya, sebuah video memperlihatkan ketegangan di IGD RS Unhas viral di media sosial, Senin (28/4/2025) malam. Dalam video tersebut, seorang pria perekam menuduh dokter jaga menolak menangani pasien dalam kondisi darurat yang masih berada di atas ambulans.

Video itu memperlihatkan suasana panas antara perekam dan seorang pria berbaju hijau yang diduga merupakan dokter jaga. Perekam mengklaim pasien yang dia bawa tidak segera mendapat penanganan, meski sudah berada di area rumah sakit.

Manajemen RS Unhas pun membantah tudingan tersebut. Pihak manajemen RS memastikan pasien tetap ditangani sesuai prosedur medis meskipun ruang IGD sedang penuh saat itu.

"Manajemen RS Unhas dengan tegas menyatakan bahwa rumah sakit kami tidak pernah menolak pasien gawat darurat. Setiap pasien yang datang dengan kondisi darurat selalu kami terima dan berikan penanganan sesuai dengan prosedur medis yang berlaku," kata Irwandy dalam pernyataan tertulis tersebut. 

Editorial Team