Ilustrasi penculikan. IDN Times/Sukma Shakti
Lebih lanjut Ibrahim mengatakan, selain ketakutan dan merasa kurang mendapatkan perhatian, rekayasa dilakukan SR karena terinspirasi dari tontonan sinetron di televisi. "Terinspirasi dari berbagai acara di TV. Sinetron, FTV kan banyak acaranya. Kalau dipukuli saya kira tidak ada, bisa langsung tanya orangtuanya," ungkap Ibrahim.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo, memperingatkan kepada kedua orangtua SR agar memberikan pengawasan dan perhatian tanpa menbanding-bandingkan. Kejadian ini, menurut Ibrahim, menjadi perhatian serius pihaknya.
Polres Pangkep saat ini telah berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Dinas Sosial untuk ikut mengawasi orangtua SR. Agar kasus rekayasa ini tidak terulang di kemudian hari.
"Kita harapkan orangtua sering memonitoring anaknya. Apabila suatu permasalahan timbul, karena informasi seperti ini bisa berujung pidana dan itu bisa jadi masalah bagi sang anak. Apalagi kalau usianya masih remaja akan terganggu masa depannya," imbau Ibrahim.
Orangtua SR, AR mengungkapkan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat khususnya Kabupaten Pangkep. AR mengaku sadar terkait keteledoran dalam mengawasi dan memberikan perhatian kepada anaknya. AR berjanji memperbaiki diri dalam mendidik dan merawat sang anak.
"Saya meminta maaf selaku orang tua, dan menyesali. Khususnya masyarakat Pangkep dan kepolisian yang merasa tertipu dengan kejadian ini. Saya juga selaku orangtua berjanji akan lebih baik lagi dalam memberikan perhatian dan rasa kasih sayang," ucap AR.