Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pendistribusian logistik Pilkada 2024 di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Senin (25/11/2024). Dok. KPU Sulut

Manado, IDN Times – Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Utara memastikan distribusi logistik Pilkada 2024 berjalan lancar. Hingga saat ini logistik sudah masuk ke tempat pemungutan suara (TPS).

Ketua KPU Sulut, Kenly Poluan, mengaku cuaca pun tidak menjadi penghambat distribusi logistik. “Karena memang kami sudah prioritaskan yang di kepulauan, medan sulit, dan berrisiko," ujar Kenly.

Logistik tersebut disebar ke 4.401 TPS di 1.839 desa/kelurahan, 171 kecamatan, dan 15 kabupaten kota. Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Sulut sendiri 1.950.484 dengan rincian 983.484 laki-laki dan 967.000 perempuan.

1.TPS di 1.568 desa/kelurahan masuk kategori rawan

Koordinator Divisi Pencegahan, Parmas, dan Humas Bawaslu Sulut, Steffen Linu. Dok. Bawaslu Sulut

Bawaslu Sulut sendiri sudah memetakan potensi kerawanan di 1.568 desa/kelurahan di 15 kabupaten/kota. Ada 8 variabel dan 25 indikator yang menjadi acuannya.

Hasilnya, ada 4 indikator potensi TPS rawan yang paling banyak terjadi, 6 yang banyak terjadi, dan 7 yang tidak terjadi tapi tetap perlu diwaspadai.

“Ambil datanya sudah 10-15 November 2024, jadi selama 6 hari,” ujar Koordinator Divisi Pencegahan, Parmas, dan Humas Bawaslu Sulut, Steffen Linu.

2.Indikator TPS rawan

Ilustrasi TPS. (IDN Times/Daruwaskita)

Berikut 8 variabel dan 25 indikator potensi TPS rawan:

  • Penggunaan hak pilih: pemilih tetap yang tidak memenuhi syarat, DPTb, potensi daftar pemilih khusus (DPK), penyelenggaraan  pemilihan di luar domisili, pemilih disabilitas terdaftar di DPT, dan atau riwayat PSU/PSSU
  • Keamanan: riwayat kekerasan, intimidasi, dan/atau penolakan penyelenggaraan pemungutan suara
  • Politik uang
  • Politisasi SARA dan ujaran kebencian
  • Netralitas penyelenggara pemilihan, ASN, TNI/Polri, kepala desa, dan/atau perangkat desa
  • Logistik: riwayat kerusakan, kekurangan/kelebihan, dan atau keterlambatan
  • Lokasi TPS yang sulit dijangkau, rawan konflik, rawan bencana, dekat  dengan lembaga pendidikan, pabrik, pertambangan, dekat dengan rumah paslon, posko tim kampanye, dan/atau lokasi khusus
  • Jaringan listrik dan internet

3.Rincian TPS rawan di Sulut

ilustrasi pemilu (IDN Times/Esti Suryani)

Berikut rincian TPS yang rawan di Sulut:

Empat indikator potensi TPS rawan yang paling banyak terjadi:

  • 2.333 TPS yang pemilih disabilitasnya terdaftar di DPT
  • 1.817 TPS yang terdapat DPT sudah tidak memenuhi syarat (meninggal dunia dan alih status menjadi TNI/Polri)
  • 983 TPS yang terdapat pemilih pindahan (DPTb)
  • 764 TPS yang penyelenggara pemilihannya merupakan pemilih di luar domisili TPS tempatnya bertugas

Enam indikator potensi TPS rawan yang banyak terjadi

  • 436 TPS memiliki riwayat terjadinya kekerasan
  • 313 TPS yang terdapat potensi pemilih memenuhi syarat namun tidak terdaftar di DPT  (potensi DPK)
  • 283 TPS yang terkendala jaringan internet
  • 130 TPS yang memiliki riwayat logistiknya rusak
  • 129 TPS yang terkendala aliran listrik
  • 91 TPS yang berada di dekat rumah pasangan calon dan/atau posko tim kampanye  pasangan calon

Tujuh indikator potensi TPS rawan yang tidak banyak terjadi tetapi perlu diwaspadai

  • 70 TPS yang didirikan di wilayah rawan bencana
  • 66 TPS dekat lembaga pendidikan yang siswanya berpotensi memiliki hak pilih
  • 50 TPS yang memiliki riwayat terjadinya intimidasi kepada penyelenggara pemilihan
  • 50 TPS yang memiliki riwayat kekurangan atau kelebihan bahkan tidak tersedia logistik pemungutan dan penghitungan suara
  • 45 TPS yang terdapat ASN, TNI/Polri, dan/atau perangkat desa yang melakukan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan pasangan calon
  • 43 TPS yang didirikan di wilayah rawan konflik
  • 37 TPS yang terdapat riwayat politik uang atau materi lainnya yang tidak sesuai ketentuan di sekitar lokasi

Editorial Team

EditorSavi