Situasi di kebun tebu Polongbangkeng, Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (24/8/2025). Dok. IDN Times/Istimewa
Sementara itu, Kapolres Takalar, AKBP Supriadi Rahman membenarkan bahwa masih ada aksi protes yang dilakukan petani, pihaknya pun mengerahkan 120 personel untuk melakukan pengamanan.
"Hari ini para petani masih panen tebu dan polres mengamankan giat mereka agar tidak terjadi benturan antara masyarakat petani dan masyarakat yang bukan petani (pihak PTPN)," kata Supriadi kepada IDN Times.
Supriadi mengklaim situasi di lokasi cukup kondusif dan aktivitas panen tebu para petani PTPN berlangsung aman dan tertib.
"Dari kemarin kondusif, ini kami baru bubar tinggalkan lokasi panen. Yang bikin tegang kemarin kan karena ada beberapa yang bawa sajam. Akan ada korban jika kami tidak menghalangi antara petani dan yang bukan petani apa lagi bawa sajam," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga yang berprofesi sebagai petani dikabarkan mengalami tindakan kekerasan dari aparat keamanan karena menolak panen tebu yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV di Polongbangkeng, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (23/8/2025).
Peristiwa penganiayaan bermula saat ratusan aparat kepolisian dari Polres Takalar dan unit Brimob bersenjata lengkap mengawal petugas PTPN XIV memanen tebu. Di saat bersamaan, sejumlah warga petani menolak kegiatan panen tersebut.