Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi. Hujan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. IDN Times/Irwan Idris

Makassar, IDN Times -  Akhir-akhir ini, Kota Makassar dan sekitarnya sering diguyur hujan meskipun cuaca sebelumnya panas. Hujan yang mengguyur hanya sebentar, kemudian cuaca kembali panas. Namun fenomena itu berulang.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Agustin, mengatakan saat fenomena ini masih terkait dengan musim peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.

"Sebenarnya kita memang posisinya lagi musim peralihan dan untuk wilayah Makassar sendiri itu untuk awal musim kemaraunya ada di dasarian 1 Mei 2023," kata Agustus saat diwawancarai IDN Times, Selasa (11/4/2023).

1. Dipengaruhi oleh siklon tropis Isla

Ilustrasi siklon tropis (Dok. BNPB)

Menurut Agustin, fenomena hujan tersebut dipengaruhi pula oleh adanya siklon tropis Isla. Bibit siklon tropis Isla telah terlihat sejak beberapa hari lalu namun baru terbentuk sekarang. 

Ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari siklon tropis ini. Salah satunya yakni angin timuran kembali menjadi angin baratan yang bersifat sangat sensitif dan berpengaruh terhadap kondisi cuaca di Sulsel. Terlebih lagi jika siklon tropis ini berada di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur.

"Massa udara yang melewati Makassar terjadi penumpukan massa udara karena adanya belokan sehingga konsentrasi awan-awan konveksi di situ berkembang sepanjang belokan itu," kata Agustin.

2. Awan lebih cepat terurai

Ilustrasi awan (ANTARA FOTO)

Augustin menjelaskan awan-awan sporadis atau yang tersebar terjadi karena adanya gangguan angin. Ganguan ini diidentifikasi pada lapisan atas yang cukup kencang sehingga awan terbentuk tidak begitu lama. 

Hal itulah yang mengakibatkan hujan yang mengguyur hanya sebentar kemudian berganti cuaca panas. 

"Awan-awan terbentuk juga tidak begitu lama sehingga tidak terlalu matang sempurna. Jadi, meskipun belum hujan lama tapi sudah terurai lagi awannya," kata Agustin.

3. Tidak berpotensi badai

Ilustrasi Angin Topan (IDN Times/Mardya Shakti)

Agustin menjelaskan bahwa fenomena tersebut diprediksi masih akan berlangsung sekitar sepekan ke depan. Kondisi ini masih diperkirakan terjadi di wilayah Makassar dan sekitarnya.

Kendati demikian, BMKG belum memprediksi adanya potensi cuaca ekstrem pada fenomena cuaca ini. Namun BMKG akan terus memperbarui data dan prediksi terkait cuaca. 

"Kami belum bisa merilis karena di modelnya curah hujannya kurang lebih seperti ini. Paling tidak kontinyu sehingga potensinya cukup kita rilis per tiga hari," kata Agustin.

Editorial Team