Ijtima di Gowa. IDN Times/Polda Sulsel
Surat edaran dari dua instansi berwenang (Pemkab Gowa dan Polda Sulsel) telah terbit, namun belum tampak tanda-tanda acara tersebut akan berhenti. Akhirnya, upaya persuasi yang dilakukan sejumlah pihak, termasuk telepon langsung dari salah satu Menteri dari Jakarta, membuahkan hasil.
Kata sepakat disampaikan langsung oleh panitia inti acara sekaligus dewan syuro Ijtima Ulama Asia, Ustadz Abdurrahman, kepada Bupati Adnan pada Kamis 19 Maret dini hari, beberapa jam sebelum pembukaan acara Ijtima.
Helatan tiga hari tersebut memang resmi ditunda, namun para peserta yang mencapai ribuan orang masih harus menunggu jadwal kepulangan ke daerah masing-masing. Koordinasi pun langsung dilakukan oleh panitia Ijtima dan pemda setempat. Pemkab Gowa pun melakukan pemeriksaan kesehatan dan melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi acara.
"Kita juga sepakat untuk mengisolasi sementara mereka di lokasi, sampai menyusun jadwal kepulangan masing-masing. Pemkab Gowa juga sudah mengirim tim kesehatan untuk memeriksa dan melakukan penyemprotan disinfektan dan Insya Allah kami lanjutkan lagi hari ini (Kamis)," ungkap Adnan dalam keterangan persnya.
Pada hari yang sama, pihak panitia mengonfirmasi pembatalan acara tersebut kepada para awak media.
"Melihat perkembangan saat ini dan berdasarkan anjuran dari pemerintah dalam rangka membatasi (mencegah) penyebaran virus corona maka dengan ini kami dari pelaksana ijtima, menyatakan menunda pelaksanaan ijtima," ujar Juru Bicara Ijtima Ali Yubra dalam pernyataan sikapnya.
Lebih jauh, pihak panitia pun telah mengambil sikap kooperatif dengan membatalkan kedatangan ulama-ulama asal Bangladesh dan Pakistan. Menurut Ali, keselamatan dan kesehatan peserta jauh lebih penting.
Berdasarkan kesepakatan dengan Gubernur Nurdin Abdullah dan Forkopimda Sulsel, para jemaah dikarantina di Kota Makassar. Dengan rincian jemaah asing dipindahkan ke Hotel Grand Sayang dan jemaah lokal di Asrama Haji Sudiang. Hal serupa juga dikatakan oleh Pemprov Sulsel melalui Nurdin Abdullah.
"Untuk meminimalisir interaksi peserta dengan warga sekitar, kami telah meminta pihak Kepolisian untuk mengisolasi para peserta agar tidak melakukan kontak dengan warga, selanjutnya kita akan mengantar mereka pulang ke pelabuhan dan bandara dengan pengamanan yang dibutuhkan," tulis Nurdin dalam akun Twitter-nya pada hari Rabu 18 Maret.
Pemulangan jemaah dilakukan secara berangsur-angsur mulai Kamis 19 Maret, sedang tenda-tenda jemaah mulai dibongkar pada Sabtu 21 Maret.
"Insya Allah dipastikan 23 Maret, medan ijtima sudah kosong. Ikut arahan pemerintah tetap. Tinggal pemulangan ini yang tidak mudah karena harus berjadwal kapal lautnya. (Mereka) tetap di lokasi ikut dengar ceramah-ceramah," ujar salah satu panitia ijtima, Mustari Burhanuddin kepada jurnalis saat dikonfirmasi pada hari Kamis (19/3).