Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisah Maria, Gen Z Manado Berjuang Cari Kerja usai Diputus Kontrak

Maria Pontoh.jpeg
Maria Pontoh, Gen Z di Manado yang masih berjuang mencari pekerjaan/Dok. Pribadi
Intinya sih...
  • Maria Pontoh (23) berjuang mencari kerja kantoran setelah putus kontrak.
  • Persaingan ketat dan syarat tinggi membuat sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi lulusan sarjana.
  • Maria mengembangkan skill sambil mencari peluang usaha kecil-kecilan sebagai alternatif.

Manado, IDN Times – Mendapat pekerjaan kini cukup sulit. Setidaknya itu yang dirasakan perempuan asal Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, bernama Maria Pontoh (23), yang sudah tujuh bulan berjuang mencari kerja. Maria sempat bekerja di Bank Indonesia (BI) KPw Sulut selama kurang lebih satu tahun. Namun, kontraknya putus pada akhir 2024 hingga harus membuatnya mencari pekerjaan lain.

Segala daya dan upaya sudah ia kerahkan. Maria memburu lowongan kerja melalui LinkedIn, Kalibrr, KitaLulus, hingga Glints. Sesekali, ia mengirimkan lamaran kerja ke email perusahaan langsung atas inisiatif sendiri. Namun, hingga saat ini masih juga belum ada yang nyantol.

“Padahal saya tidak terlalu fokus pada perusahaan tertentu, meskipun saya juga mempertimbangkan perusahaan yang memiliki jenjang karier yang jelas,” tuturnya, Rabu (16/7/2025).

1. Ingin kerja kantoran

Kegiatan job fair tunggal dengan tujuan penempatan Eropa dan Timur Tengah di Kantor Disnakertrans NTB, Rabu (17/1/2024). (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ilustrasi Job Fair. Kegiatan job fair tunggal dengan tujuan penempatan Eropa dan Timur Tengah di Kantor Disnakertrans NTB, Rabu (17/1/2024). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Keinginan Maria tak muluk-muluk, hanya ingin kerja kantoran. Ia lulus dari Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi tahun 2022. Kala itu, ia masih belum tahu mau bekerja di sektor apa.

Namun, seiring berjalannya waktu ia menyukai bidang edukasi. Selain itu, ia mengincar program Management Trainee atau Officer Development Program yang memberikan perkembangan karier.

Menurutnya, salah satu kendala utama mencari pekerjaan saat ini adalah terbatasnya lapangan kerja bagi lulusan sarjana, sementara jumlah pencari kerja meningkat setiap tahunnya. Persaingan pun menjadi semakin ketat. Selain itu, sering kali perusahaan menetapkan kualifikasi cukup tinggi, bahkan kurang relevan dengan deskripsi pekerjaan.

“Misalnya kandidat harus berasal dari reputable university. Hal ini sulit apabila kita mencari kerja di luar daerah yang saingannya berasal dari universitas top,” katanya.

2. Pengalaman kerja juga jadi halangan

Ilustrasi pencari kerja. (Pexels,com/Ron Lach)
Ilustrasi pencari kerja. (Pexels,com/Ron Lach)

Kemudian, syarat seperti pengalaman di bidang yang sama minimal dua tahun juga menyulitkan. Apalagi, jika hal itu dibarengi dengan syarat usia minimal.

“Banyak juga perusahaan yang membuka kesempatan untuk fresh graduate. Sedangkan jika case-nya seperti saya yang sudah memiliki pengalaman bekerja, terkendala juga ketika yang dicari yang pengalamannya di atas 2-3 tahun,” tuturnya.

Maria tak sendirian, ia dan beberapa temannya merasakan hal serupa. Guna membentuk support system yang sehat, ia dan beberapa temannya kerap pergi ke job fair bersama, saling berbagi informasi lowongan, hingga membuat dan mempersiapkan lamaran bersama. Hal itu dilakukan agar mereka tak patah semangat.

3. Membuka usaha kecil-kecilan

Gelaran job fair. (Dok. Istimewa)
Gelaran job fair. (Dok. Istimewa)

Sembari mengisi waktu luang, Maria juga mengembangkan skill. Ia mengikuti banyak pelatihan dan bootcamp seperti data analysis, memperdalam Bahasa Inggris, serta membiasakan diri mengerjakan soal-soal psikotes.

“Saya lebih memilih mencoba buka usaha kecil-kecilan sambil terus mencari peluang yang aman,” ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us