Makassar, IDN Times - Bagi kalangan bangsawan Eropa di abad pertengahan, mengirim sanak keluarga yang masih berusia remaja ke negeri lain adalah sebuah tradisi. Saat jauh dari tanah kelahiran, mereka digembleng dengan pengetahuan tambahan yang diharap berguna di masa depan. Mulai dari strategi militer, diplomasi, pengetahuan sosial hingga belajar bahasa asing.
Rupanya, mengirimkan putra-putra terbaik ke negeri jauh juga pernah dilakukan Kesultanan Gowa-Tallo. Dua pangeran dari kesultanan itu ternyata pernah dikirim hingga ke Prancis.
Hal tersebut dikemukakan oleh etnolog Bugis tersohor, Christian Pelras, melalui artikelnya yang terbit pada 1997. Sejarawan Bernard Dorleans kemudian mengulang temuan mendiang Pelras dalam buku "Orang Indonesia & Orang Prancis: Dari Abad XVI sampai dengan Abad XX (diterjemahkan KPG tahun 2006).