Ilustrasi Hotel Harper (Dokumentasi Hotel Harper)
Sugih membandingkan jumlah dokter di sejumlah lokasi karantina lainnya yang umumnya tiga orang hingga lebih. Begitu pun dengan jumlah perawat yang mendampingi. Di Hotel Harper, Sugih mengaku telah mendapatkan tiga kali perpanjangan surat tugas sejak ditugaskan pada Mei 2020 lalu.
Sepanjang menjalani tugas itu, Sugih mengaku harus menahan rindu karena tidak pernah bertemu dengan keluarganya. Terlebih istri dan anaknya yang masih berusia tiga bulan. "Kalau terlalu rindu saya pasti menangis. Saya juga kecewa tidak berpikir diperlakukan seperti ini," ucapnya.
Selain kecewa karena belum mendapatkan respons dari pemerintah terkait upayanya untuk meminta kejelasan kapan tugasnya akan berakhir, Sugih juga kecewa soal janji insentif yang sama sekali belum diterima sepanjang tugasnya merawat langsung pasien COVID-19.
Kesedihan dan kekesalannya kadang kala memuncak ketika dia menerima pesan langsung dari sang istri terkait pemenuhan kebutuhan dalam rumah tangganya. Khususnya kebutuhan untuk keperluan sang putra tercinta.
"Bercampur semua rasa kecewa di situ," aku Sugih. Ia berharap, ke depan pemerintah tidak lagi memperpanjang masa tugasnya sebagai penanggung jawab pasien COVID-19 di lokasi karantina.
Sejauh ini belum ada keterangan lebih lanjut dari pemerintah melalui Dinas Kesehatan Sulsel dan Dinas Kesehatan Maros. Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari saat dikonfirmasi sama sekali belum memberikan respons.