Kereta Api di Sulsel Beroperasi Bertahap Mulai Akhir Tahun 2020

Budi mengatakan, awalnya kereta Trans Sulawesi akan dioperasikan sebagai angkutan kombinasi penumpang dan barang. Selain melayani transportasi di daerah terjangkau, kereta akan berguna mengangkut barang-barang industri di sekitarnya.

Menurut Budi, kondisi tersebut realistis, mengingat di Barru dan sekitarnya terdapat beberapa pabrik semen. Kereta juga dapat mengangkut batu bara dari pelabuhan. Transportasi via kereta, menurut dia, akan dipilih oleh pengusaha, karena lebih ekonomis sekitar 20 persen dibandingkan angkutan mobil jalan raya.

“Dengan adanya kereta ini, dimungkinkan gubernur dan bupati memberi izin lokasi untuk pabrik-pabrik yang lain. Jadi, sebagai angkutan barang akan sangat efektif sekali,” ucapnya.

Hingga kini, pemerintah masih menjajaki soal operator Kereta Api Trans Sulawesi. Terbuka kemungkinan kerja sama dengan swasta, melalui skema tender Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Tender juga dibuka untuk membangun infrastruktur jalan dari jaringan rel kereta menuju pabrik-pabrik.

Berbeda dengan umumnya kereta api di Jawa yang dikelola sepenuhnya PT KAI, Kereta Trans Sulsel akan dikelola terpisah baik sarana dan prasarana, dengan nilai investasi Rp1 triliun.

“Ini menggembirakan karena yang ikut dalam tender ini lebih 20 konsorsium dalam dan luar negeri, dan itu swasta semua,” kata Budi.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan, rute kereta api Makassar menuju Parepare sepanjang 145 kilometer dibangun dalam lima segmen perencanaan terpisah. Saat ini, 44 kilometer telah rampung dikerjakan masuk dalam segmen satu dan dua.

Hingga tahun 2020, diupayakan pengerjaan konstruksi segmen empat dari Kabupaten Barru menuju Parepare. Sedangkan sisanya di segmen lima menuju ke Pangkep, Maros, dan Makassar, dikerjakan belakangan.

“Untuk segmen empat, kita sedikit terhalang oleh topografi medan yang cukup berat. Di tempat lain ada yang masih terkendala lahan karena ada makam yang harus dipindah,” ucapnya.