ilustrasi perselingkuhan (pexels.com/cottonbro studio)
Taufik menceritakan, awalnya kepala desa tersebut berniat menjenguk IH. Mula-mula RP mengirim pesan via WhatsApp sekitar Pukul 21.30 WITA menanyakan keadaan. IH sendiri merupakan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di wilayah RP memimpin.
IH membalas pesan tersebut “Saya kurang sehat, kepala sakit dan kaki dingin sekali serta perasaan tidak enak”. Lalu RP membalas “Sebentar saya kesitu tapi saya singgah dulu di rumahnya Randi baru saya antarkan obatnya”.
Sekitar pukul 21.45 WITA, RP tiba di rumah IH dengan maksud mengantarkan obat. RP masuk ke dalam rumah dan melihat IH berbaring di dalam kamar. IH saat itu, kata RP, sedang diurut oleh anak lelakinya RH. RP lalu masuk ke dalam kamar dan duduk di samping anak dari IH.
RP yang melihat IH berbaring di ranjang lantas meminta IH istighfar dan berdoa agar penyakitnya disembuhkan. Kemudian sekitar pukul 21.50 WITA, tiba-tiba datang warga sekitar 100 orang mengepung rumah IH sambil berteriak.
Kemudian RP keluar dari kamar IH. "Warga bilang ayo kita selesaikan di kantor desa, namun RP menjawab apa yang harus diselesaikan di kantor desa, saya tidak berbuat apa-apa di sini," kata Bripka Andi Muh Taufik menirukan pengakuan RP.
Lalu sekitar pukul 22.00 WITA, Kapolsek Wotu AKP Muhajir bersama personel tiba di lokasi. Keduanya lantas diamankan menggunakan mobil patroli ke Mapolsek Wotu. Kemudian, pukul 22.50 WITA, istri sah RP inisial SM tiba di Polsek Wotu untuk melaporkan perselingkuhan suaminya dengan IH.