ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pada buku yang sama, Andi Makka mengungkapkan kesukaan Habibie kepada sanggara bandang. Ini juga kue tradisional Bugis-Makassar yang populer pada masa lampau, di desa-desa. Dibuat dari bahan terigu dan tepung beras yang dicampur dan dibentuk persegi empat panjang.
Di tengah bahan diisikan pisang rebus, jenis gepok atau raja, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus. Keahlian pemasak akan membuat sanggara bandang manis, tidak berair atau keras.
Suatu waktu, Habibie dalam perjalanan ke Parepare untuk meresmikan Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, pernah tiba-tiba bertanya kepada Wali Kota Parepare Taufan Pauwe. "Apakah sekarang masih ada kue Bugis sanggara bandang?"
Wali Kota Parepare, saat itu, meminta tukang masak untuk membuatkan. Sebab sanggara bandang tidak lagi banyak dijual di pasar. Namun hasilnya tidak memuaskan.
"Mungkin koki pemasaknya tidak mewarisi keahlian membuat sanggara bandang," tulis Andi Makka.
"Kue itu tidak terasa seperti nikmatnya sanggara bandang masa lalu."