Ilustrasi Kekerasan pada Anak (IDN Times/Sukma Shakti)
Seperti tahun lalu, Kota Makassar masih menempati urutan tertinggi untuk kasus kekerasan perempuan dan anak. Sepanjang 2020, tercatat ada 1.120 kasus. Jika dibandingkan dengan Kota Parepare yang ada di urutan kedua dengan jumlah 136 kasus, perbandingan itu tentu kontras.
Menurut Meisy, tingginya angka kasus tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi Makassar sebagai kota metropolitan. Ditambah juga dengan penduduk Makassar yang memang lebih banyak dari daerah lain di Sulsel.
"Kalau kita lihat jumlah penduduk, kan memang jumlah penduduk Kota Makassar itu memang jauh lebih tinggi. Kalau kita lihat kan sekitar 30 persen penduduk Sulsel ada di Makassar," kata Meisy.
Namun, kata Meisy, kasus di Makassar sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh orang Makassar saja. Pelakunya bisa saja datang dari luar daerah tapi kasus kekerasannya terjadi di Makassar.
"Meskipun sebetulnya banyak yang berkonflik di dalamnya, banyak korban, atau pelaku tapi ini orang dari kabupaten kota. Tapi kejadiannya di Makassar. Kita mencatatkan berdasarkan tempat kejadian. Tapi memang jumlah kasusnya lebih banyak di Makassar," katanya.