Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Erupsi Gunung Ruang (Dok. BPNB)
Erupsi Gunung Ruang (Dok. BPNB)

Intinya sih...

  • Kejati Sulut memeriksa 200 orang terkait dugaan korupsi dana bantuan erupsi Gunung Ruang.

  • Tim penyelidikan menyita dokumen dan CPU terkait pengelolaan anggaran, serta memeriksa toko bangunan yang belum memperbaiki rumah rusak.

  • Warga Sitaro harus pergi ke Manado untuk mengambil bantuan, dengan jumlah bantuan berbeda sesuai tingkat kerusakan rumah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Manado, IDN Times - Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara tengah menyelidiki dugaan kasus korupsi dana bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk korban erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). Dana bantuan tersebut seharusnya disalurkan untuk renovasi rumah-rumah yang rusak akibat erupsi Gunung Ruang pada awal tahun 2024.

Anggaran sebesar Rp 35.715.000.000 tersebut seharusnya selesai disalurkan paling lambat tiga bulan setelah kejadian. Namun, Pemerintah Kabupaten Sitaro menyalurkan bantuan tahap akhir di awal Desember 2025.

Proses penyelidikan telah dilakukan selama kurang lebih 3 minggu. "Tidak lama lagi akan ada penetapan tersangka, ditunggu saja," ujar Kepala Kejati Sulut, Jacob Hendrik Pattipeilohy, Minggu (14/12/2025).

1. Kurang lebih 200 orang diperiksa

Penyidik Kejati Sulut saat menggeledah Kantor BPBD Kepulauan Sitaro awal Desember 2025. Dok. Kejati Sulut

Selama proses penyelidikan, Kejati Sulut telah memeriksa 200 orang. Banyak di antaranya yang merupakan korban erupsi Gunung Ruang.

Selain itu, Kejati Sulut juga telah menggeledah Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro pada awal Desember 2025. "Tim juga memeriksa ke Kantor DPRD Kabupaten Sitaro yang berada di Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur," jelas Januarius.

Dari hasil penggeledahan, Kejati Sulut menyita 4 koper dokumen yang berkaitan dengan proses pengusulan dan pencairan dana. CPU yang memuat data penting terkait pengelolaan anggaran ikut disita.

2. Toko bangunan juga diperiksa

Penyidik Kejati Sulut saat menggeledah Kantor BPBD Kepulauan Sitaro awal Desember 2025. Dok. Kejati Sulut

Tak hanya itu, Kejati Sulut juga mengunjungi sejumlah warga yang rumahnya rusak akibat erupsi tersebut namun belum kunjung diperbaiki. Toko bangunan yang ada di Kelurahan Balehumara, Kecamatan Tagulandang, pun tak lolos dari penyelidikan. 

Toko-toko tersebut adalah Helgamart, Suasana Baru, Kesyia, Hosanna, Mawar Sharon, dan Sumber Rejeki. Pemeriksaan juga meluas hingga ke Kota Manado. 

"Penyidik sempat mendatangi PT Wijaya Kombos Indah di Jalan Arie Lasut Nomor 80, Wawonasa, Kecamatan Singkil, Kota Manado," tambah Januarius.

3. Warga ambil dana bantuan hingga ke Manado

Situasi Gunung Ruang, Sulawesi Utara. (ANTARA FOTO/Andri Saputra)

Selain molor, warga Sitaro yang ingin mendapatkan bantuan harus jauh-jauh ke Kota Manado. Hal itu membuat mereka harus menempuh perjalanan laut selama kurang lebih 4-6 jam dan menyewa penginapan.

Seorang warga bernama Ivon membenarkan hal itu. Mereka harus mengambil dana bantuan di Bank Mandiri Cabang Manado.

"Padahal yang (penyaluran tahap) sebelumnya bisa di Bank Mandiri Cabang Siau. Tidak tahu juga kenapa begitu," tuturnya.

Meski begitu, ia mengaku lega bantuan telah diterima. Bagi warga yang rumahnya mengalami rusak ringan mendapatkan bantuan Rp 15.000.000, sedangkan rusak sedang Rp 30.000.000. "Kalau yang rusak berat tidak dapat dana ini karena mereka sudah dapat rumah di Kabupaten Bolsel," kata Ivon.

Editorial Team