Makassar, IDN Times - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkat 100 persen selama pandemik. Jika pada tahun 2019 mencapai 140 laporan, sepanjang tahun 2020 justru meroket menjadi 240 kasus.
Kepala Seksi Bidang Data Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Sultra, Darwin menyebut ada beberapa hal yang jadi pemicu.
"Kenaikan 100 kasus itu banyak faktor penyebabnya, antara lain itu masalah COVID-19. Karena ekonomi saat ini merosot, sehingga terjadi kesalahpahaman, naik tensi, apalagi sekolahnya (anak-anak) sini ini daring terus," paparnya seperti dilansir ANTARA, Minggu (18/4/2021).
"Orangtua itu dipaksa menjadi guru untuk anak-anaknya. Kadang-kadang anaknya ndak sabar mungkin akhirnya main gebuk (pukul) saja," sambung Darwin.