Karantina di Hotel, OTG dan ODP Disiapkan Jadi Duta COVID-19

Saat ini hotel Swiss-Belhotel Losari Makassar menampung 134 orang yang menjalani karantina. Mereka menempati 75 kamar, artinya ada yang menginap sendiri maupun lebih dari satu.

Mereka yang dikarantina di sana, terdiri dari antara lain 89 OTG, 3 ODP, serta 20 orang yang conform atau pernah kontak langsung dengan pasien positif. Sedangkan 22 lainnya sekarang sudah negatif setelah menjalani isolasi.

Ichsan mengatakan, mereka yang telah melalui karantina di hotel selama 14 hari akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah. Mereka diharapkan memberi pemahaman kepada masyarakat, khususnya di lingkungan tempat tinggal, seputar COVID-19. Cara seperti itu dianggap lebih efektif dibandingkan sosialisasi lewat pemerintah. 

"Tentu kita tahu bahwa masyarakat lebih cepat menerima kalau orang di sekitarnya yang menyampaikan," ucap Ichsan.

Ichsan mengatakan, program Rekreasi Duta COVID-19 dibuka untuk warga Sulsel. Pesertanya, sejauh ini tidak hanya berasal dari Makassar, melainkan juga dari daerah lain seperti Kabupaten Maros dan Bulukumba.

Rencananya, program isolasi ala rekreasi di hotel akan melibatkan warga di seluruh kabupaten/kota se-Sulsel. Sehingga duta atau jebolan program tersebut bisa tersebar di mana-mana.

"ODP dan OTG ini kan banyak local transmission... Program duta COVID-19 ini diharapkan dari semua wilayah, sehingga ada duta-duta yang akan menjadi edukator untuk di sekitarnya," kata Ichsan.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel Husni Thamrin menjelaskan bahwa program ini diprioritaskan bagi para ODP dan OTG yang tidak mampu melakukan isolasi mandiri di rumah. 

Mereka adalkah yang tinggal sendiri dalam rumah atau tanpa keluarga. Kedua, kelompok rentan yaitu usia lansia dan memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, gangguan jantung, hypertensi, gagal ginjal, stroke, penyakit pernapasan kronis, dan kanker.

Ketiga, kondisi rumah tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri atau tidak ada kamar khusus bagi penderita. Atau, kondisi lingkungan masyarakat di sekitar rumah tidak memungkinkan dilakukan isolasi mandiri seperti ancaman penolakan atau ancaman keamanan.

"Diutamakan bagi para ODP dan OTG yang rumahnya tidak layak untuk isolasi mandiri, misalnya yang cuma indekos, kontrak atau rumah banyak orang," kata Husni.