Dseng Sarring, ayah dari Budi Haryadi, salah satu korban luka saat kejadian Kantor DPRD Makassar dibakar massa. (IDN Times/Aan Pranata)
Sebelumnya diberitakan, sempat beredar informasi bahwa empat orang meninggal dalam peristiwa Kantor DPRD Makassar dibakar massa, pada Jumat malam (29/8/2025) lalu. Namun belakangan hasil verifikasi Pemerintah Kota Makassar mencatat korban meninggal berjumlah tiga.
Salah satu korban yang sempat disebut meninggal adalah Budi Haryadi, seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja. Dia meloncat dari lantai empat saat kejadian. Keluarga menyatakan Budi masih hidup dan saat ini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Primaya Makassar akibat luka-luka.
"Kemarin beredar beritanya bahwa korban yang meninggal di kebakaran empat orang, termasuk anak saya. Tolong diluruskan bahwa anak saya belum meninggal. Saya keberatan kalau dibilang meninggal," kata ayah Budi, Saharuddin Daeng Sarring, saat ditemui di Rumah Sakit Primaya, Minggu (31/8/2025).
Daeng Sarring mengatakan, anaknya Budi Haryadi merupakan petugas Satpol PP dengan status pegawai paruh waktu. Di sela kegiatannya, Budi beraktivitas sebagai pengemudi ojek daring.
Saat kejadian DPRD Makassar terbakar, korban sefang bertugas mengantar staf Pemerintah Kecamatan Rappocini untuk mengikuti rapat paripurna.
"Cederanya waktu malam kejadian di kepala. Banyak darah keluar dari hidung, mulut, dan telinga," ucap Daeng Sarring.
Daeng Sarring menerangkan, anaknya tengah dirawat di ICU. Dalam kondisi koma, korban sempat sadarkan diri pada Minggu pagi. Keluarga sempat berinteraksi dengannya.
"Menurut saudaranya yang melihat langsung, tadi pagi sempat tiba-tiba bisa bicara. Dia tanya mana HP saya. Mana anak saya, mana motor, minta diisikan bensin," Daeng Sarring menerangkan.
"Sekarang kondisinya hanya gerak kaki dan tangan. Ini sementara dibawa turun untuk di-scan."