Jumlah Petugas KPPS di Sulsel yang Sakit 203 Orang, 3 Meninggal Dunia

Makassar, IDN Times - Sejak pemungutan suara 17 April lalu, dilaporkan sebanyak 203 petugas penyelenggara Pemilu adhoc di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang mengalami sakit, dan tiga meninggal dunia.
Humas KPU Sulsel Asrar Marlang yang dikonfirmasi IDN Times, Selasa (30/4), menyebutkan laporan yang masuk ke KPU Sulsel, sebanyak 203 penyelenggara Pemilu adhoc yang terdiri dari petugas Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Kasus anggota KPPS yang meninggal yaitu: Audina Amalia, anggota KPPS Karang-karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu yang mengalami kecelakaan lalu lintas; Radiayansa, anggota KPPS Kelurahan Bunga Eja Beru, Kecamatan Tallo, Makassar; dan Suharni, anggota KPPS Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba.
“Paling banyak sakit adalah petugas KPPS, mereka ada yang kelelahan, pingsan, mual, demam, sakit tifus, dan penyakit lainnya. Beberapa di antaranya harus dirawat di rumah sakit,” ujar Asrar.
1. Ketua KPPS Bone Pute di Luwu Timur dipukuli keluarga caleg
Dari total 203 yang sakit, terdapat satu kasus penganiayaan yang menimpa Mahdan, Ketua KPPS Kelurahan Bone Pute, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur. Mahdan dianiaya di rumahnya lalu dibawa ke rumah salah satu Caleg, dan dipukuli hingga babak belur. Akibat penganiayaan yang dialaminya, terdapat sejumlah luka memar di bagian kepala dan hidung Mahdan.
“Kasus ini sudah ditangani Polres Luwu Timur,” ucap Asrar.