Pimpinan Jemaah An-Nadzir Ustadz Samiruddin Pademmui saat diwawancarai wartawan, Rabu (12/5/2021). IDN Times/Istimewa
Jemaah Annadzir di Gowa dikenal kerap menetapkan awal Ramadan berbeda, yang umumnya lebih cepat dibandingkan penetapan pemerintah maupun ormas Islam lainnya. Itu karena mereka punya metode perhitungan yang berbeda.
Jelang Ramadan tahun 2021 lalu, Samiruddin menjelaskan, keputusan melaksanakan ibadah puasa ditetapkan setelah Tim 9 merampungkan semua hasil pemantauan dan mengaji tanda-tanda alam. Tim 9 sendiri merupakan tim internal An Nadzir yang ditugaskan memantau tanda alam, seperti pergantian bulan dan pasang surut air laut.
Samiruddin menjelaskan, pihaknya memantau bulan purnama pada tiga waktu, yakni tanggal 14, 15, dan 16 pada penanggalan Hijriah. Dari pengamatan itu kemudian bisa dihitung tanggal 27, 28, dan 29 yang jadi penanda bahwa bulan baru segera masuk.
"Sebenarnya itu biasa dalam forum musyawarah ada hal-hal yang mungkin sedikit berbeda, kemudian antara satu dengan yang lain menyampaikan pandangannya. Itu hal yang biasa saja, wajar saja," katanya.
Tim 9 sudah melaksanakan pemantauan sejak dua kali Jumat. Pemantauan juga disebut merujuk dalam hadis Nabi Muhammad SAW.
"Bahwa untuk mengetahui bulan Syaban itu, pantau dari bulan Rajab. Untuk mengetahui Ramadan itu, pantau dari bulan Syaban," Samiruddin menerangkan.