Dalam menghadapi situasi tersebut, JK mengajak para lulusan untuk tetap optimistis dan mencari peluang dengan berbagai cara, termasuk dengan menciptakan lapangan kerja sendiri.
“Anda semua harus siap menghadapi situasi tidak menguntungkan ini. Anda semua sudah didukung keluarga orang tua untuk datang ke Unhas. Tentu mengharapkan anda mendapatkan kehidupan baik. Dengan situasi ini tentu tidaklah mudah,” katanya.
Ia menjelaskan dua jalur utama yang bisa ditempuh lulusan baru. “Sebagai alumni baru, ada dua kemungkinan anda. Mencari kerja, dan membuat lapangan kerja. Mencari kerja tidak mudah dewasa ini. Tentu masih ada, kita di daerah timur ini relatif lebih baik dibandingkan Jawa.”
JK pun menekankan pentingnya untuk bertahan dan menekuni pekerjaan yang sudah didapatkan, sekecil apapun. “Kalau anda sudah mendapatkan, tekuni pekerjaan itu. Jangan berpikir yang lain dulu. Karena sulit.”
Sementara itu, bagi yang ingin merintis usaha, JK mengingatkan bahwa semua usaha besar dimulai dari langkah kecil. “Membuat pekerjaan, awalnya tidak mudah, tapi anda memiliki harapan lebih besar pada masyarakat. Berusaha, wirausaha, bekerja kecil-kecilan, semua adalah alternatif yang anda bisa lakukan di masa sulit ini. Anda berwirausaha, tidak ada yang langsung besar. Ayah saya Haji Kalla waktu muda berjualan di pasar. Dimulai dari kecil. Banyak orang seperti itu. Seperti Chairul Tanjung, dokter gigi tapi berusaha punya bank. Usaha fotokopi dekat kampus, dan terus.”
Menurutnya, kesuksesan dalam dunia usaha tidak bergantung pada latar belakang pendidikan. “Wirausaha tidak tergantung anda punya jurusan. Banyak insinyur punya usaha. Tergantung inisiatif. Haji Isam orang Bone yang terkenal di Kalimantan, mulai dari sopir truk. Tamatan SMP. Sekolah itu formalitas, tapi yang resmi adalah skill. Kemampuan bekerja, dan kemauan yang kuat untuk bekerja. Bukan gelar.”