Jamaah An Nadzir bersiap melaksanakan Shalat Idul Adha di Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (19/7/2021). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Dalam keterangan, Samiruddin Pademmui menuturkan bahwa Allah SWT berfirman "Berpuasalah kamu dengan melihat bulan dan berbukalah kamu dengan melihat bulan." Dan sabda Rasul S.A.W "Pantau-lah bulan Rajab untuk mengetahui awal Sya'ban, pantau-lah bulan Sya'ban untuk mengetahui awal Ramadan, dan pantau-lah Ramadhan untuk mengetahui awal Syawal." (HR Aisyah)
Dengan firman dan sabda rasul itu, dalam hal memantau bulan, jamaah An-Nadzir memiliki metodologi yang diajarkan guru dan imam yang kemudian dipadukan dari dukungan perkembangan ilmu pengetahuan dan juga teknologi aplikasi, yang ternyata datanya cukup akurat dan valid. Hal ini dipastikan setelah diteliti sekitar 5 tahun terakhir oleh jamaah di Pondok An-nadzir Gowa.
Dengan begitu, Samiruddin menyebutkan, jamaah An-Nadzir mulai puasa 1 Ramadan bertepatan Rabu, 22 Maret 2023. Lalu, hasil pemantauan purnama 14, 15 dan 16 bulan Ramadan tepatan tanggal 4, 5, dan 6 April.
Kemudian dijelaskan, Ramadan ke 27 tepat pada Senin, 17 April, saat itu bulan terbit di ufuk Timur sekitar 03.15 Wita, terbenam di Barat sekitar 15.44 Wita. Ramadan ke 28, Selasa, 18 April, bulan terbit di Timur sekitar 04.06, terbenam di Barat sekitar 16.30 Wita.
"Kemudian dilihat dengan menggunakan kain tipis warna hitam, tampak bulan bersusun tiga, namun yang satu sangat tipis. Hal ini berarti bulan masih terbit lagi dua kali di Timur," lanjut Samiruddin Pademmui.
Pada Ramadhan ke 29, Rabu 19 April, bulan terbit di Timur sekitar pukul 04.56 Wita, dan tenggelam di Barat sekitar 17.17 Wita.
"Perlu diketahui dan diperhatikan, selama bulan di Timur masih duluan terbit daripada matahari, itu artinya masih bulan tua. Begitu juga di Barat, selama bulan masih duluan terbenam daripada matahari, maka artinya masih bulan tua, meski sulit dilihat secara kasat mata, sebagaimana sulitnya dilihat hilal atau bulan baru," imbuh Samiruddin.
Akhirnya, Ramadan ke 30, Kamis, 20 April bulan masih duluan terbit di Timur 05.46 Wita sementara matahari terbit sekitar jam 05.54 WITA (selisih +/- 8 menit). Artinya, ini masih bulan tua Ramadan tapi perjalanannya sudah tidak sampai ke Barat.
"Hal ini sesuai dengan adanya fenomena alam yang secara sunnatullah terjadinya gerhana matahari hibrid sekitar 12.15 Wita. Juga diikuti dengan terjadi pasang puncak air laut, sebagai salah satu indikator dan parameter pergantian bulan," tutupnya.