Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jalan Buntu Gen Z-Fresh Graduate di Makassar Mencari Peluang Kerja

job seeker (freepik.com/ferepik)
Ilustrasi pencari kerja atau job seeker (freepik.com/ferepik)
Intinya sih...
  • Firda mencari kerja selama 3 bulan setelah wisuda, mengirim CV setiap hari dan pernah bekerja tapi berhenti karena jarak tempuh yang tidak sepadan.
  • Saat ini Firda menganggur, membantu warga dengan administrasi kependudukan online sambil menunggu panggilan kerja baru.
  • Perusahaan mensyaratkan minimal 1 tahun pengalaman, membuat Firda kesulitan karena sebagai fresh graduate belum memiliki pengalaman kerja.

Makassar, IDN Times - Sulawesi Selatan mencetak ribuan sarjana setiap tahun, tapi lapangan kerja tak bertambah secepat toga yang dilipat. Setelah diwisuda, ribuan anak muda, termasuk di Sulawesi Selatan, beralih status dari mahasiswa jadi pencari kerja. 

Ijazah sarjana yang dulu diagungkan, nyatanya belum cukup menembus syarat lowongan kerja. Salah satunya dialami Firdayanti Ahmad, yang masih berkutat dengan proses mencari kerja.

Di usia 24 tahun, Firda, begitu dia disapa, masih memegang satu mimpi sederhana yaitu punya pekerjaan tetap yang layak dengan jarak yang tak membuatnya kelelahan pulang-pergi. Ijazah S1 Ilmu Ekonomi dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sudah dikantonginya sejak 2023. Tapi, secarik kertas itu belum kunjung membukakan jalan selebar yang dia harapkan.

Firda tak pernah punya alasan rumit saat memilih Ilmu Ekonomi. Baginya, dukungan orang tua dan keyakinan bahwa jurusan ini tidak serumit yang lain sudah cukup jadi pegangan.

"Memilih jurusan Ilmu Ekonomi karena dukungan orang tua. Selain dukungan orang tua, jurusan ini tidak begitu rumit seperti jurusan lainnya menurut saya," kata Firda saat diwawancarai IDN Times melalui WhatsApp, Selasa (15/7/2025).

1. Perjalanan mencari kerja tiga bulan setelah wisuda

ilustrasi pencari kerja (jobseeker) (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi pencari kerja (jobseeker) (IDN Times/Aditya Pratama)

Tiga bulan usai wisuda, Firda mulai menjejakkan langkah di jalur yang sama dengan ribuan fresh graduate lain yakni memburu lowongan kerja. Hampir setiap hari dia mengirim CV melalui platform daring, email, juga menitip kabar lewat teman dan keluarga.

Hasilnya, sempat ada peluang di September 2024. Firda diterima kerja, bertahan tiga bulan, lalu memutuskan berhenti karena jarak tempuh yang tidak sepadan dengan tenaga yang harus dia keluarkan setiap hari. Awal 2025, dia mencoba lagi. Kali ini diterima, tapi hanya bertahan sebulan.

"Hanya 1 bulan kerja tapi saya sudah merasa tidak cocok dan menganggur sampai sekarang," tuturnya.

2. Menunggu panggilan kerja sembari membantu warga

Ilustrasi pencari kerja (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi pencari kerja (IDN Times/Arief Rahmat)

Sekarang Firda kembali menganggur. Sembari menunggu panggilan baru, dia membantu orang-orang di sekitarnya mengurus administrasi kependudukan secara online. 

"Saya melamar kerja sambil membantu pembuatan kartu keluarga, KTP, akta kelahiran secara online terkhusus warga Kabupaten Gowa," katanya.

Firda sebenarnya ingin sekali bekerja di dunia profesional. Namun baginya, tantangan terbesar justru datang saat harus duduk di ruang interview. Setiap pertanyaan membuatnya cemas salah jawab. Perasaaan deg-degan kerap kali menahan rasa percaya dirinya.

"Tantangan terbesar saat mencari kerja yaitu interview takut salah ngomong," katanya.

Bukan satu dua lamaran yang tak berbalas. Sebagian besar malah lenyap tanpa kabar. Firda mengaku sudah lupa berapa banyak CV yang dia kirim, dari perusahaan swasta hingga BUMN, seperti hilang begitu saja di kotak masuk.

"Beberapa perusahaan maupun BUMN yang saya lamar biasanya tidak ada konfirmasi maupun email balasan ditolak atau tidak. Sejauh ini belum ada penolakan yang bikin down," katanya.

3. Rata-rata perusahaan menyaratkan pengalaman minimal 1 tahun

ilustrasi pencari kerja (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi pencari kerja (IDN Times/Aditya Pratama)

Firda tahu benar di mana letak persoalan besarnya yaitu pengalaman kerja. Hampir semua lowongan yang dia incar mensyaratkan minimal 1 tahun pengalaman. Bagi Firda, yang baru lulus dan belum punya portofolio panjang, syarat itu seperti tembok tinggi.

"Beberapa perusahaan yang saya lamar, kriteria diterima harus berpengalaman minimal 1 tahun, sementara saya fresh graduate yang belum punya pengalaman untuk pekerjaan yang saya lamar," katanya.

Meski begitu, Firda tak mau sepenuhnya larut dalam rasa putus asa. Saat semangatnya drop, dia memilih liburan singkat, bertemu teman, atau sekadar menikmati waktu di rumah bersama keluarga.

Ada secuil unek-unek yang masih dia titipkan, yang ditujukan untuk pemerintah dan perusahaan di Sulawesi Selatan. Dia berharap batas usia kerja dihapus, lowongan kerja lebih dibuka lebar tanpa celah nepotisme, serta syarat-syarat perekrutan dibuat lebih masuk akal.

"Kalau memang sudah penuh jabatan yang dilamar, keluarkan pamflet atau apapun itu bahwa jabatan ini sudah penuh. Harapan yang terakhir, buka lamaran yang penempatan dan job desk-nya selaras," katanya.

Firda tentu tak ingin patah arang. Kalau boleh memilih, maka dia seperti kebanyakan orang lainnya yang hendak menjadi abdi negara meski rasanya masih jauh di ujung pintu. 

“PNS aja, kak hehehe,” candanya menutup percakapan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us