Ini Identitas Dua Pendaki yang Meninggal di Gunung Bawakaraeng Gowa

Makassar, IDN Times - Identitas dua pendaki yang tewas di Gunung Bawakaraeng, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, akhirnya diketahui. Kedua korban merupakan warga asal Kecamatan Somba Opu.
Mereka masing-masing bernama Stiven, warga Jalan Pallatikang, sekitar Masjid Muhajirin dan Rian, warga di sekitar BTN Samata. Petugas SAR gabungan masih berupaya mengevakuasi satu dari kedua korban.
"Diduga karena mengalami hipotermia atau kedinginan," kata Kapolsek Tinggimoncong Iptu Hasan Fadly melalui Kasubbag Humas Polres Gowa AKP M Tambunan dalam keterangan tertulisnya kepada jurnalis, Rabu (18/8/2021).
1. Kedua pendaki dievakuasi dari dua lokasi berbeda

Tambunan mengatakan, kedua pendaki dievakuasi dari dua tempat berbeda. Stiven dievakuasi dari pos 7 jalur pendakian dan Rian dievakuasi dari pos 5. Jenazah Stiven telah dibawa ke Puskesmas Tinggimoncong, sekitar pukul 12.30 WITA.
"Sementara jenazah korban yang meninggal dunia di pos 5 atas nama Rian, sementara dalam tahap evakuasi. Untuk kronologis kejadian secara lengkap akan kami sampaikan agar informasi tidak simpang siur," kata Tambunan.
2. Pendaki mulai memadati kawasan Gunung Bawakaraeng dua hari sebelum hari kemerdekaan

Terpisah, Kepala Basarnas Sulsel Djunaidi mengatakan, korban meninggal adalah bagian dari 812 pendaki yang memperingati HUT Kemerdekaan RI di puncak Gunung Bawakaraeng, 17 Agustus 2021. Mereka memadati kawasan gunung dua hari sebelum peringatan kemerdekaan.
Djunaidi mengatakan, mereka mendaki lewat jalur lain yang tak terpantau petugas. Jumlah pendaki juga tidak sebanding dengan jumlah tim pemantau SAR gabungan yang hanya mencapai 150 orang. "Itu yang berjaga di pos-pos (jalur pendakian) secara keseluruhan," ujar Djunaidi.
3. Kejadian serupa terjadi pada tahun 2020

SAR yang tergabung dalam tim khusus Siaga Merah Putih telah membentuk posko pelaporan sejak 15 hingga 18 Agustus 2021. Tim ini tiap tahun dibentuk untuk menjaga dan memantau para pendaki Gunung Bawakaraeng yang bermasalah dalam perjalanan ke puncak hingga turun ke perkampungan.
Djunaidi menambahkan, jumlah pendaki tahun ini cukup terbatas dibandingkan dengan tahun 2020 lalu. "Tahun lalu 19 ribu orang dengan jumlah korban meninggal dunia 1 orang. Tapi tahun ini jumlah pendaki ratusan tapi 2 korban meninggal," imbuhnya.