Timika, IDN Times – Ketika di berbagai pelosok Indonesia masyarakat merayakan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan upacara dan lomba penuh suka cita, ribuan warga asal Kabupaten Nduga masih hidup dalam pengungsian.
Sejak gelombang konflik yang meletus pada Desember 2018 dan kembali berulang pada 2023, mereka terpaksa meninggalkan kampung halaman. Hingga kini, sebagian besar belum bisa kembali.
“Ada kerinduan besar untuk balik ke kampung, tetapi kalau kita mau balik saat ini dan masih ada TNI-Polri, itu kami agak susah untuk balik ke sana," kata Ipolus Gwijangge, seorang pengungsi dari Distrik Paro, Nduga, kepada IDN Times, Sabtu (16/8/2025) malam di Timika.
"Kalau mereka (TNI-Polri) mengosongkan Paro, baru kami mau balik ke sana, itu kami bisa hidup tenang,” imbuhnya.