Ilustrasi perawatan pasien di rumah sakit/Istimewa
Bakri selaku ayah Nur Fitriyani menjelaskan kronologi saat anaknya mendapat tindakan medis di rumah sakit tersebut. Fitriyani masuk ke RS Bhayangkara pada 16 April 2024 dengan keluhan panas dingin.
Berdasarkan hasil USG, Fitriyani rupanya punya batu empedu. Dia pun lalu keluar dari rumah sakit pada 20 April 2024. Namun pada akhir Mei, dia kembali masuk rumah sakit dengan keluhan sakit perut. Dari hasil USG yang keluar pada 4 Mei 2024, dia disebut memiliki empedu kista.
Pada 11 Juni 2024, Fitriyani menjalani kontrol. Namun keesokan harinya, dia kembali masuk rumah sakit yakni pada 12 Juni dengan keluhan sesak dan sakit perut. Dia lalu berencana menjalai pemeriksaan USG pada 13 Juni.
"Saat ketemu dokter, bilangnya besok operasi jam 12 siang namun ternyata dioperasi pagi," kata Bakri.
Setelah masuk ruang operasi, petugas tiba-tiba keluar dan memanggil orang tua Fitriyani untuk masuk ke ruang operasi. Di ruang operasi dokter mengatakan bahwa empedu dan kista Fitriyani tidak bisa diangkat.
Setelah menjalani operasi, Fitriyani dirawat di ruang IC sebelum dipindah ke kamar perawatan. Namun sejak dirawat, Bakri mengaku dokter yang menangani putrinya tidak pernah muncul hingga Fitriyani keluar dari rumah sakit pada 18 Juni 2024.
Pada 24 Juni, Fitriyani mengalami sesak dan jahitan operasi di bagian pusarnya terlepas. Dia pun dibawa ke RS Siloam namun ditolak karena telah menjalani proses bedah di rumah sakit lain. Dia lalu dibawa kembali ke RS Bhayangkara.
"Namun juga di tolak dengan alasan banyak pasien dan tidak ada tempat tidur yang kosong," kata Bakri.
Ibu Fitriyani bahkan sempat cekcok dengan perawat karena hal tersebut. Akhirnya setelah disetujui, Fitriyani diperiksa di atas mobil oleh dokter sekitar pukul 11.00 WITA. Setelahnya, dia dibawa ke kamar perawatan dan dokter yang membedahnya pun tak kunjung muncul.
Pada 29 Juni pukul 12.00 WITA, jahitan operasi Fitriyani dibuka. Sekitar pukul 20.00 WITA, keluar darah dari lukas bekas operasinya karena kemungkinan belum kering. Sesudah pendarahan, Fitriyani menjadi lemah dan masuk ICU sekitar pukul 03.00 WITA.
"Tanggal 30 Juni usai Magrib, tidak bisa bicara karena dipasangkan selang di hidung dan mulut karena jantung dan nadinya tidak stabil," kata Bakri.