Makassar, IDN Times - Minggu jam tujuh pagi, 21 Juni 1970, Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Jakarta setelah kondisinya menurun drastis sejak malam sebelumnya. Tubuhnya menyerah setelah lima tahun berjuang melawan gagal ginjal.
Perjuangannya sejak meletakkan jabatan sebagai pemangku negara, tak diwarnai dengan segala orasi berapi-api dengan kepalan yang berusaha mengangkangi angkasa.
Ia berjuang melawan organ tubuh yang tak lagi sanggup menandingi energi melimpah ruahnya melawan dominasi dua kutub dunia. Tiada akhir pekan ceria di ibu kota, semua mendadak senyap dan sepi. Pendukung setia dan pengkritiknya paling getol, sama-sama menundukkan kepala. Semua hormat pada jasanya sebagai pendiri Republik Indonesia, sumbangsih yang gaungnya melekat dalam benak seluruh generasi.
Di hari kemerdekaan RI, (17/8), IDN Times mengajak pembaca mengenal lagi sang proklamator yang setia dengan tongkat komando dan peci hitam itu.