Harga Telur Ayam di Manado Naik hingga Rp5 Ribu, Ini Kata Disperindag

Kenaikan harga telur ayam juga berimbas pada daya beli masyarakat yang menurun. Pedagang sembako lain bernama Ayu mengatakan, penurunan tersebut bisa sampai 50 persen.

“Biasanya kalau ada orang beli 10 butir, sekarang cuma 5 butir. Biasanya beli 10 baki, sekarang cuma 5 baki,” kaya Ayu.

Baik Yanti maupun Ayu tak mengetahui penyebab kenaikan harga telur ayam tersebut. Mereka hanya mengatakan kenaikan harga sudah terjadi selama sepekan ini.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Sulut, Edwin Kindangen, mengatakan bahwa kenaikan harga telur ayam di Sulut memang mencapai Rp 5 ribu-Rp 6 ribu per baki.

“Telur ayam di Sulut kan didatangkan dari Surabaya, Jawa Timur. Sebagian dari Gorontalo juga tapi nggak banyak. Jadi mungkin harga dari daerah asal tersebut yang memang sudah naik, sehingga harga pengambilan dari pedagang di daerah juga naik Rp 5 ribu-Rp 6 ribu,” terang Edwin.

Edwin menambahkan, di Sulut ada produsen telur ayam namun jumlahnya tak mampu memenuhi permintaan pasar. Apalagi beberapa bulan sebelum Hari Raya Natal, harga kebutuhan pokok di Sulut sudah naik.

Pada sekitar bulan September-Oktober, harga kebutuhan pokok akan mulai naik, termasuk telur ayam. Untuk mengatasinya, Disperindag Sulut akan meminta distributor untuk menambah pasokan telur ayam.

“Yang kami khawatirkan kalau harga tinggi tapi barang nggak ada. Kalau barangnya ada tapi harga tinggi, kami tidak masalah. Mungkin pekan depan kami akan mengumpulkan para distributor dan meminta mereka menambah pasokan jika memungkinkan,” sambung Edwin.

Di sisi lain, Edwin mengatakan bahwa harga telur ayam saat ini masih bisa dijangkau bagi masyarakat yang membutuhkan untuk kebutuhan konsumsi harian.