Makassar, IDN Times - Wakil Ketua DPRD Sulsel Ni’matullah mengakui proses komunikasi politik yang sudah dijalin selama 7 bulan dengan Gubernur Sulsel, Wagub Sulsel, dan OPD Pemprov Sulsel tidak membuahkan hasil. Hal inilah yang kemudian mendorong DPRD menggulirkan hak angket kepada Gubernur Nurdin Abdullah.
Dalam diskusi yang digelar Makassar Lawyers Club, bertema Hak Angket: Dinamika, Dendam, atau Transaksi Politik di Warkop Phoenam, Jalan Boulevard, Makassar, Selasa (16/7), Ni’matullah mengatakan bahwa dalam kurun 7 bulan, gubernur dan pimpinan fraksi sudah dua kali menggelar pertemuan. Selain itu, ia bersama Ketua DPRD Sulsel Moh Roem juga telah dua kali bertemu untuk mempersoalkan masalah-masalah Pemprov, seperti rendahnya serapan anggaran, isu dualisme kepemimpinan, pelantikan 193 pejabat, dan pencopotan pejabat Pemprov Sulsel.
“Komunikasinya tidak berjalan sesuai yang kita harapkan, semua proses komunikasi kita yang inisiasi, kita yang minta ketemu gubernur karena kita berniat baik. Kita mau tahu apa yang terjadi di Pemprov Sulsel. Sebelum hak angket, ada dua pertemuan dengan pimpinan fraksi dan dua kali dengan bersama Ketua DPRD, termasuk ketemu dengan Wagub, tapi tidak ada yang jalan dari apa yang kita bicarakan,” ujar Ni’matullah yang juga Ketua DPD Demokrat Sulsel tersebut.