Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Guma, senjata tradisional warga Sulawesi Tengah/IDN Times/Kristina Natalia

Palu, IDN Times - “Kalau dibilang ambil itu parang, berarti kita disuruh berkebun tetapi kalau dibilang ambil itu Guma, artinya ambil itu pusaka. Tanda kita akan berperang,” kata Dedy Gidion, Ketua Pusaka Tadulako saat berbincang dengan IDN Times di Kota Palu.

Guma adalah senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah dan sebagian besar dimiliki warga suku Kaili. Hampir semua warga bersuku Kaili pada zaman dulu memiliki guma sebagai senjata untuk berperang. Saat ini diperkirakan masih terdapat ribuan bilah Guma yang dimiliki masyarakat suku Kaili.

“Waktu bencana ada ratusan guma yang hilang ketika dipamerkan di Palu Nomoni. Apalagi di daerah Petobo, hampir semua rumah memiliki guma namun habis tertimbun,” cerita Dedy.

1. Sejarah Guma sebagai senjata perang masyarakat Sulteng

Guma, senjata tradisional Sulawesi Tengah/IDN Times/Istimewa

Hingga kini belum yang bisa menjelaskan secara rinci asal mula "Guma" jadi nama senjata khas Suku Kaili. Hanya saja, kat Dedy, secara luas masyarakat Sulteng mengenalnya sebagai sebutan untuk senjata khusus saat perang terjadi di masa lalu.

Tidak ada aturan khusus bagi siapapun untuk memiliki senjata Guma. Kata Dedy, hampir semua rumah masyarakat Suku Kaili wajib menyimpan setidaknya sebilah Guma. Namun, beberapa Guma berusia ratusan tahun tidak terawat dengan baik.

“Guma ditaruh di tiang raja atau tiang tengah rumah. Mereka meyakini keberadaan Guma akan menjadikan rumah itu kokoh. Ada beberapa masyarakat yang saya temukan seperti itu,” cerita Dedy.

2. Tak ada lagi pembuat Guma di Sulawesi Tengah

Editorial Team

Tonton lebih seru di