Sejumlah alat berat membuka akses jalan di lokasi segmen tiga di kawasan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (6/2/2022). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)
Dia menyebut wacana pemindahan ibukota negara ini telah ada sejak zaman Presiden Soekarno pada 1957. Saat itu, Soekarno hendak memindahkan ibu kota ke Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Kemudian pada akhir 1996, Presiden Soeharto juga hendak memindahkan ibukota dari Jakarta ke Jonggol. Berlanjut pada awal 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga hendak memindahkan ibu kota ke Jonggol Selatan.
Di saat yang bersamaan, Jakarta dicitrakan sebagai ibu kota yang rawan banjir, kumuh, hingga macet, bahkan tak sedikit penelitian yang memprediksi bahwa Jakarta akan tenggelam di masa depan. Tanah Jakarta diprediksi menurun sebanyak 4 cm per tahun.
"Bayangkan kalau 100 tahun lagi, maka ada 4 meter wilayah 20 persen Jakarta itu mengalami penurunan di bawah permukaan laut, termasuk istana dan Monas," kata Isran.
Menurut Isran, tiga presiden sebelum Joko Widodo itu tentu memiliki alasannya sendiri untuk memindahkan ibukota negara.
"Kita tidak tahu tapi kenapa mereka mau memindahkan ibukota. Artinya, apa yang diwujudukan Pak Jokowi dengan segala perangkat untuk memindahkan ibukota itu hanya soal waktu," kata Isran.