Grab memberikan dukungan kepada mitra yang terkena musibah dalam rentetan aksi unjuk rasa 29-30 September 2025. (Dok. Istimewa)
Pada Jumat sore 29 Agustus di Jakarta, Aji Pratama baru saja menuntaskan pesanan GrabFood. Ia berniat menemui rekannya di sekitar lokasi demonstrasi, namun sebuah peluru karet menghantam wajahnya dan menyebabkan luka serius di hidung.
Aji segera dilarikan ke RSUD Tarakan. Tak lama berselang, perwakilan Grab hadir memastikan penanganan medis terbaik. Operasi hidung dijadwalkan, biaya perawatan ditanggung penuh, dan administrasi rumah sakit dibantu agar keluarga tidak terbebani.
Sejak hari pertama, tim Grab rutin mendampingi keluarga di rumah sakit. Kehadiran itu menjadi bukti perhatian bukan sekadar santunan, tetapi hadir nyata saat paling dibutuhkan.
Sehari sebelumnya, Kamis malam 28 Agustus, insiden menimpa Moh Umar Amarudin di kawasan Jakarta Barat. Saat menunggu rekannya, kericuhan membuatnya terjatuh dan terinjak massa. Ia mengalami cedera di rusuk dan harus segera dirawat di RS Pelni.
Dokter menyarankan tindakan operasi. Dalam hitungan jam, tim Grab datang hingga larut malam untuk memastikan Umar mendapat perawatan. Tak hanya itu, administrasi rumah sakit dibantu, kebutuhan tambahan dipenuhi, bahkan telepon genggam Umar yang hilang diganti baru. Bantuan finansial juga diberikan agar keluarganya yang berjaga di rumah sakit tidak kesulitan.
Kisah paling memilukan datang dari almarhum Affan Kurniawan. Malam 28 Agustus, ia menjadi korban tabrakan kendaraan taktis. Meski sempat dilarikan ke RSCM, nyawanya tak tertolong. Affan tercatat sebagai mitra di Grab dan Gojek. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga, tapi juga komunitas ojol.
Grab hadir di rumah duka di Menteng, menyampaikan belasungkawa, memberikan santunan, hingga mengirim karangan bunga. Perusahaan juga mendampingi keluarga dalam prosesi pemakaman, serta menyiapkan pendampingan hukum. Kehadiran perwakilan Gojek menegaskan solidaritas lintas platform bagi almarhum dan keluarganya.