Ilustrasi karya Willem Steelink Jr. tentang suasana jatuhnya Kediri tahun 1678 di tengah Pemberontakan Trunojoyo (1674-1680) di Jawa Timur dalam buku cerita De kroon van Mataram (The Crown of Mataram) karya J. Hendrik van Balen yang terbit pada tahun 1890. (Wikimedia Commons)
Saat Adipati Anom diangkat menjadi Amangkurat II usai sang ayah mangkat, ia kekurangan legitimasi dan dukungan dari bangsawan Mataram. Putus asa, si raja baru kemudian berpaling pada VOC. Kesepakatan dibuat. Kompeni siap memberi bantuan persenjataan dan personel militer, dengan Mataram memberi Semarang (kota pelabuhan strategis lain di pesisir utara Jawa) kepada VOC sebagai gantinya.
Sebagian bangsawan di kubu Bugis-Makassar meminta Karaeng Galesong dan Karaeng Tulolo untuk netral. Sayang, sikap mereka kemudian goyah. Mereka sempat membantu Mataram-VOC lewat penyerangan Kediri dari arah Pasuruan yang gagal. Namun ini hanya sebentar. Pasukan Karaeng Galesong kembali bergerilya dengan bermarkas di Keper, sebuah desa di Jombang.
Basis tersebut akhirnya jatuh pada Oktober 1676 setelah dikepung selama lima pekan. Karaeng Galesong bersama 60 pengikutnya berhasil lolos dan kembali bergabung dengan Trunojoyo. Namun jumlah pasukannya berkurang drastis. Daeng Tulolo dan pengikutnya bertahan di Pulau Kangean, sedangkan Opu Cenning Settiaraja menuju Banjarmasin. Adapun Karaeng Bontomarannu meninggal dunia karena sakit.
Kediri, basis Trunojoyo, direbut oleh Mataram-VOC pada 1678. Namun perlu dua tahun untuk benar-benar memadamkan pemberontakan. Trunojoyo tertangkap di Malang tahun 1679 dan dieksekusi mati pada 2 Januari 1680. Orang-orang Gowa, Wajo dan Luwu yang lolos dari pengepungan Keper bergabung dengan Syekh Yusuf, I Manienrori (Karaeng Galesong ke-5) dan Daeng Mattuju Karaeng Lambengi (bekas Datu' Luwu) di Perang Saudara Banten.
I Mannidori meninggal di Keper pada tanggal 21 November 1679 akibat sakit yang dideritanya. Sebuah makam di Desa Ngantang, Kota Malang, diduga menjadi pusara peristirahatan terakhirnya.
Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalamanan unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di saat mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.