Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Muh Ilham Alqadri, fotografer freelance di Makassar. Dok. Pribadi
Muh Ilham Alqadri, fotografer freelance di Makassar. Dok. Pribadi

Intinya sih...

  • Freelance sebagai media ekspresi dan kebebasan Ilham tertarik karena jam kerja fleksibel dan fee yang lumayan. Freelance bukan hanya sumber penghasilan, tetapi juga sarana menyalurkan passion di bidang fotografi dokumenter.

  • Tantangan dan perlindungan hukum bagi freelancer Ilham mengungkapkan pengalaman tidak mengenakkan seperti menunggu kepastian dari klien, proyek dibatalkan sepihak, atau periode sepi job. Perlindungan hukum penting untuk melindungi hak-hak freelancer dan mendorong profesionalisme.

  • Dukungan keluarga dan pesan bagi Gen Z yang ingin jadi freelancer Awalnya keluarga menolak pilihannya menjadi freelancer karena dianggap tidak sesuai dengan jurusan kuliah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Dunia freelance sering dipandang sebagai ladang kreativitas dan kebebasan, terutama bagi generasi muda. Muh Ilham Alqadri, 26 tahun, salah satu freelancer fotografer di Makassar, membagikan pengalamannya menekuni profesi ini sejak 2019.

"Awalnya mengenal dunia freelance itu berawal dari masuknya salah satu UKM yang ada di Universitas Hasanuddin yaitu UKM foto dan memulai jadi freelance sejak tahun 2019," kata Ilham melalui WhatsApp, Sabtu (20/9/2025).

1. Freelance jadi media ekspresi dan kebebasan

Muh Ilham Alqadri, fotografer freelance di Makassar. Dok. Pribadi

Ilham mengaku tertarik menjadi freelancer karena jam kerja yang fleksibel dan fee yang lumayan untuk kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, freelance bukan sekadar sumber penghasilan, tetapi juga sarana menyalurkan passion di bidang fotografi dokumenter.

Dalam mencari proyek, Ilham memulai dari jaringan pertemanan dan mempromosikan karyanya melalui media sosial. Dia menyoroti kebebasan menjadi sisi paling menyenangkan dari pekerjaan ini.

"Jam kerja tidak menentu dan tidak terikat pada siapapun," katanya.

2. Tantangan dan kebutuhan perlindungan hukum bagi freelancer

ilustrasi freelancer (pexels.com/subham saha)

Namun, sisi gelap dunia freelance tak bisa diabaikan. Ilham mengungkapkan pengalaman tidak mengenakkan seperti menunggu kepastian dari klien, proyek dibatalkan sepihak, atau periode sepi job.

"Pernah juga jam kerja molor dan pembayaran tidak sesuai dengan beban kerja yang dikerjakan," katanya.

Ketika ditanya soal perlindungan hukum untuk freelancer, Ilham mengaku belum mengetahui adanya regulasi yang mengatur pekerja freelance. Namun dia menilai aturan hukum khusus penting untuk melindungi hak-hak freelancer dan mendorong profesionalisme.

"Menurut ku sangat penting, karena di dunia freelance biasa terjadi beberapa masalah di ketidakjelasan status kerja," katanya.

3. Dukungan Keluarga dan pesan bagi Gen Z yang ingin jadi freelancer

ilustrasi freelancer (unsplash.com/Per Loov)

Keluarga Ilham awalnya menolak pilihannya menjadi freelancer karena dianggap tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya, pertanian. Teman-temannya pun sempat meragukan keputusan itu, meski akhirnya mulai memahami alasan Ilham menekuni dunia freelance.

"Awalnya keluarga kurang setuju karena tidak sesuai dengan jurusan saat berkuliah tapi setelah dijelaskan panjang lebar, ya mungkin sekarang baru mulai setuju bekerja menjadi freelance," ungkapnya.

Bagi Ilham, generasi muda yang ingin menekuni dunia freelance sebaiknya tidak mudah menyerah dan terus menambah pengalaman. Dia menekankan pentingnya membangun kemampuan, belajar dari setiap proyek, dan menjaga kesehatan karena pekerjaan ini penuh ketidakpastian.

"Intinya jangan patah semangat, perbanyak pengalaman perbanyak belajar bangun skill dulu, nanti akan mengikut cuannya. Kemudian, jangan cuma cari enaknya saja karena kita tidak tahu kapan kerjaan akan masuk.Terakhir, tetap jaga kesehatan," katanya.

Editorial Team