Makassar, IDN Times - Isu krisis iklim mulai diperhatikan oleh banyak orang selama beberapa tahun terakhir. Terlebih efeknya sudah sangat terasa: curah hujan tinggi berujung banjir, cuaca ekstrem serta kekeringan parah silih berganti terjadi.
Demi menyadarkan khalayak luas atas gawatnya masalah ini, beberapa gerakan sipil mulai bermunculan membawa isu tersebut. Salah satunya adalah Extinction Rebellion, gerakan sipil tanpa kekerasan, yang lahir di Inggris pada Mei 2018.
"Extinction Rebellion adalah sebuah geralan masyarakat sipil yang bergerak untuk mencegak kerusakan alam akibat krisis iklim dan krisis ekologis. Sekarang kita sudah ada di 79 negara, termasuk di Indonesia," kata Yudi Iskandar, Koordinator Nasional Extinction Rebellion Indonesia, dalam sesi diskusi daring "101 Climate Change Actions" episode 9 yang diselenggarakan IDN Times pada Senin sore (13/12/2021).