Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Inflasi (Foto: IDN Times)
Ilustrasi Inflasi (Foto: IDN Times)

Makassar, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan melaporkan bahwa inflasi tahunan (year-on-year) di wilayah tersebut pada Juli 2025 tercatat sebesar 3,05 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sulawesi Selatan berada pada angka 108,87.

Secara bulanan (month-to-month/m-to-m), inflasi tercatat 0,61 persen, sementara inflasi tahun berjalan (year-to-date) mencapai 2,46 persen pada Juli 2025.

Data menunjukkan bahwa seluruh kabupaten/kota dengan IHK di Sulawesi Selatan mengalami inflasi y-on-y pada Juli 2025. Kota Parepare mencatat inflasi tertinggi sebesar 4,35 persen, dengan IHK 110,91. Sebaliknya, Kota Palopo menjadi daerah dengan inflasi terendah, yakni 2,63 persen, dengan IHK 108,79.

1. Kelompok pengeluaran utama pemicu inflasi

Ilustrasi bps IDN Times/Hana Adi Perdana

Kenaikan harga yang menyebabkan inflasi y-on-y pada Juli 2025 bersumber dari berbagai kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi signifikan dengan inflasi sebesar 5,22 persen. Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga menunjukkan peningkatan harga yang substansial, mencapai 10,18 persen.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi 3,1 persen. Kelompok lain yang juga menyumbang inflasi meliputi pakaian dan alas kaki (1,62 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,76 persen), perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,82 persen), kesehatan (2,2 persen), transportasi (0,5 persen), rekreasi, olahraga, dan budaya (1,56 persen), serta pendidikan (1,76 persen).

2. Komoditas dengan andil inflasi terbesar

ilustrasi emas (unsplash.com/FIGIST CO)

Beberapa komoditas secara dominan memberikan andil pada inflasi y-on-y Juli 2025. Emas perhiasan menjadi penyumbang terbesar dengan andil 0,61 persen. Tomat dan beras juga memiliki andil yang cukup besar, masing-masing sebesar 0,43 persen dan 0,31 persen.

Komoditas lain yang turut berkontribusi terhadap inflasi antara lain ikan bandeng atau ikan bolu, minyak goreng, sigaret kretek mesin, bawang merah, ikan cakalang atau ikan sisik, upah asisten rumah tangga, kopi bubuk, air kemasan, udang basah, ikan layang atau ikan benggol, sepeda motor, ayam goreng, cabai rawit, nasi dengan lauk, tukang bukan mandor, kontrak rumah, dan sigaret kretek tangan.

3. Deflasi pada sektor informasi dan keuangan

Ilustrasi Deflasi (IDN Times)

Di tengah tren inflasi, kelompok pengeluaran informasi, komunikasi, dan jasa keuangan justru mengalami deflasi y-on-y sebesar 0,55 persen. Penurunan indeks ini mengindikasikan adanya penurunan harga pada sektor tersebut.

Komoditas seperti telepon seluler dan laptop atau notebook menjadi penyumbang utama deflasi pada kelompok ini.

Editorial Team