Penampakan Tongkonan saat dirobohkan menggunakan ekskavator di Kelurahan Rante Kurra, Kecamatan Kurra, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, pada Jumat (5/12/2025) (Dok. IDN Times)
Kapolres Tana Toraja, AKBP Budi Hermawan, menjelaskan bahwa pihaknya menembakan gas air mata karena massa mulai tak terkendali menyerang petugas dan mencoba menghalangi proses eksekusi.
Budi mengaku bentrokan baru mereda setelah aparat mengerahkan kekuatan penuh dan membuka blokade jalan menggunakan alat berat. "Pihak yang kalah ini memblokade jalan, sehingga kita ambil tindakan yang terukur termasuk beberapa provokator tadi kita amankan," ujar AKBP Budi kepada awak media.
Budi menyatakan proses eksekusi akhirnya berjalan dengan pengawalan ketat personel gabungan, sekitar 260 personel diturunkan untuk menjaga keamanan.
"Jika masih ada pihak yang ingin menempuh upaya hukum, silakan ke pengadilan. Kami dari Polri pada intinya melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat. Kami datang dengan niat baik," tuturnya.
Budi juga membantah pihaknya menggunakan peluru karet saat terjadi kericuhan dalam proses eksekusi tersebut. “Saya pastikan peluru karet tidak ada. Jangan hanya katanya. Pastikan ada bukti foto atau video. Anggota yang terluka juga sudah mendapat perawatan dari tim medis,” pungkasnya.