Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gedung kantor PDAM Kota Makassar di Jalan DR. Ratulangi Makassar. (Dok. PDAM Makassar)
Gedung kantor PDAM Kota Makassar di Jalan DR. Ratulangi Makassar. (Dok. PDAM Makassar)

Makassar, IDN Times - Mantan Direktur Utama PDAM Makassar, Beni Iskandar menyampaikan penjelasan terkait dana cadangan PDAM yang tengah diselidiki Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan. Dalam pernyataannya, Beni menegaskan bahwa dirinya bersama seluruh direksi dan dewan pengawas PDAM telah memenuhi panggilan kejaksaan dan memberikan keterangan terkait dana cadangan perusahaan.

“Jadi izin saya mengklarifikasi bahwa sebagai warga negara yang baik tentu saya taat dengan aturan yang dilakukan. Bahwa kami semua direksi, Dewan Pengawas sudah memberikan keterangan memenuhi panggilan kejaksaan terkait sebagaimana berita yang ada tentang dugaan tindakan dana korupsi, dana cadangan PDAM Makassar,” kata Beni dalam keterangannya di Makassar, Selasa (10/6/2025).

Beni menegaskan bahwa proses hukum tetap harus dihargai. “Ya kami sudah menjalani pemeriksaan dan tidak mendahului proses hukum yang ada. Kami sangat menghargai proses hukum ini yang dilaksanakan di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan,” lanjutnya.

1. Dana cadangan muncul di era kepemimpinannya

Eks Direktur Utama PDAM Makassar Beni Iskandar. (Dok. Istimewa)

Menurut Beni, dana cadangan yang dipermasalahkan berjumlah sekitar Rp14 miliar dan keberadaannya sesuai aturan. Dana tersebut mulai dibentuk ketika ia menjabat, karena di era sebelumnya PDAM mengalami kerugian.

“Jadi kan proses terjadinya dana cadangan ini hanya terjadi di era saya. Di era sebelumnya tidak ada istilah dana cadangan karena di era sebelumnya itu perusahaan itu rugi,” ungkap Beni.

Ia menjelaskan, perusahaan saat itu masih memiliki akumulasi hutang sebesar Rp5,9 miliar yang dilunasinya pada tahun 2022, sekaligus mencetak laba sebesar Rp27 miliar. Seiring dengan pelunasan utang dan pencapaian laba, PDAM Makassar kemudian diwajibkan menyisihkan 20 persen dari laba bersih sebagai dana cadangan.

“Selama tiga tahun berturut-turut alhamdulillah direksi yang kami berlima, berhasil mencetak laba dan menyetorkan dividen ke pemerintah kota Makassar. Terakhir, kita setor dividen pada bulan Februari atau April, Maret kalau tidak salah. Itu Rp11 miliar. Sehingga dipotong juga dana cadangannya itu Rp2,1 miliar,” jelasnya.

2. Dipakai untuk kegiatan perusahaan

Editorial Team

Tonton lebih seru di