Makassar, IDN Times - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih menjadi perbincangan. Pasalnya, sejumlah dampak berantai dikhawatirkan terjadi menyusul kebijakan tersebut.
Memandang kenaikan harga BBM terbaru, Ekonom Universitas Hasanuddin, Prof Marzuki DEA, mengatakan salah satu dampak yang dirasakan setelah kebijakan itu adalah inflasi yang kian bertambah. Hal ini pun dikhawatirkan memukul daya beli masyarakat.
Dia menyebut angka inflasi di Indonesia saat ini cukup tinggi yakni 4,94 persen pada Juli 2022. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak 2015. Jika harga BBM terus naik, maka tidak menutup kemungkinan angka inflasi kian tinggi.
"Diperkirakan setiap ada kenaikan 10 persen daripada harga BBM itu dampaknya kalau menurut statistik sampai 0,5 persen. Jadi kalau sampai 30 persen maka inflasi antara 5,5 - 6 persen. Ini kan risikonya terhadap daya beli masyarakat akan turun," kata Prof Marzuki saat diwawancarai IDN Times, Selasa (6/9/2022).