Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250916_111946_1.jpg
Dirjen Cipta Karya Dewi Chomistriana bersama Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin meninjau kondisi Gedung DPRD Kota Makassar yang terbakar saat kerusuhan 29 Agustus 2025, Selasa (16/9/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Intinya sih...

  • Gedung lama yang rusak berat akan direkonstruksi

  • Gedung baru yang rusak ringan ditargetkan selesai rehabilitasi Desember 2025

  • Biaya awal rekonstruksi diperkirakan Rp50-55 miliar, Wali Kota dorong desain baru sesuai standar keselamatan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Dewi Chomistriana, meninjau langsung kondisi Gedung DPRD Kota Makassar yang ludes terbakar saat kerusuhan 29 Agustus lalu. Kunjungan berlangsung bersama Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham, dan Ketua DPRD Makassar Supratman, Selasa (16/9/2025).

Dalam peninjauan itu, Dewi menyebut kerusakan terbagi pada dua masa bangunan. Gedung lama yang dibangun dan diresmikan pada 1986 dinilai mengalami kerusakan berat sehingga perlu direkonstruksi penuh atau pembangunan baru.

"Itu tentunya sudah cukup lama, sudah 40 tahun lebih itu berdiri. Dari hasil kaji cepat, kami berkesimpulan bahwa ini mengalami kerusakan berat. Strukturnya mungkin banyak yang masih bisa kita manfaatkan. Tapi dari non-strukturnya ini termasuk kategori berat," kata Dewi.

1. Gedung yang rusak ringan ditargetkan selesai rehabilitasi Desember 2025

Kondisi Gedung DPRD Kota Makassar yang terbakar saat kerusuhan 29 Agustus 2025, Selasa (16/9/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Gedung baru yang rampung pada 2024 ikut terdampak dalam peristiwa itu. Namun tingkat kerusakannya tergolong ringan. Gedung ini berada di bagian belakang gedung lama.

"Kami masih melihat bahwa secara struktur ini masih bisa banyak yang kita manfaatkan. Tingkat kerusakannya adalah kerusakan ringan. Masih banyak yang bisa kita manfaatkan dan kita lakukan rehabilitasi segera," jelas Dewi.

Dewi menegaskan rehabilitasi gedung baru akan diprioritaskan agar segera bisa digunakan kembali. Dia menyebut prosesnya ditargetkan rampung sebelum akhir tahun.

"Ini harapannya yang kerusakan ringan bisa kami selesaikan di Desember 2025 sehingga bisa cepat dimanfaatkan untuk awal tahun 2026 untuk masa bangunan baru," katanya.

2. Biaya awal diperkirakan Rp50-55 miliar

Kondisi Gedung DPRD Kota Makassar yang terbakar saat kerusuhan 29 Agustus 2025, Selasa (16/9/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Rencana rekonstruksi masih menunggu perhitungan ulang setelah peninjauan lapangan. Hasil kajian sementara menunjukkan opsi rekonstruksi dinilai lebih efisien.

Untuk anggarannya, Dewi menjelaskan perhitungan awal menunjukkan kebutuhan biaya berada di kisaran Rp50-55 miliar. Namun angka itu masih bersifat sementara dan masih akan dihitung ulang.

"Sekali lagi kami harus berhitung ulang, karena ini akan dilakukan rekonstruksi. Pasti akan ada perubahan, sehingga untuk biaya kami akan berhitung ulang," katanya.

3. Wali Kota Makassar dorong desain baru gedung DPRD sesuai standar keselamatan

Kondisi Gedung DPRD Kota Makassar yang terbakar saat kerusuhan 29 Agustus 2025, Selasa (16/9/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Di lokasi sama, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menilai kehadiran pemerintah pusat menjadi dukungan penting untuk pemulihan pasca kerusuhan. Dia mengaku pihaknya terus berkomunikasi dengan Ditjen Cipta Karya.

"Segala proses perbaikan yang akan dilakukan ini bisa berjalan dengan cepat. Insyaallah tempat ini bisa kita pakai kembali sebagai gedung DPRD Kota Makassar," ucapnya.

Munafri melihat perlunya desain baru untuk gedung DPRD. Menurutnya, rancangan tersebut harus sesuai dengan standar keselamatan.

"Inilah yang kenapa tadi kami minta supaya ini direkonstruksi dengan membuat kaidah-kaidah bangunan zaman sekarang, baik dari jalur evakuasi, material yang lebih tahan terhadap kebakaran, skala gempa dan juga tentu jalur evakuasi dan jalur pemadam yang harus kita maksimalkan," katanya.

Editorial Team