Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala BPS Sulsel Aryanto menyampaikan siaran pers Inflasi September 2025, Rabu (1/10/2025). (YouTube/BPS Sulsel)
Kepala BPS Sulsel Aryanto menyampaikan siaran pers Inflasi September 2025, Rabu (1/10/2025). (YouTube/BPS Sulsel)

Makassar, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat, provinsi ini mengalami deflasi sebesar 0,17 persen secara bulanan (month to month/m-to-m) pada September 2025. Penurunan harga pangan, khususnya tomat, cabai rawit, dan beras, menjadi faktor utama deflasi.

Kepala BPS Sulsel, Aryanto, dalam rilis resmi, Selasa (1/10/2025) mengatakan, deflasi ini menunjukkan harga-harga di Sulawesi Selatan pada September relatif menurun dibanding bulan sebelumnya. Sejumlah komoditas pangan berkontribusi besar menekan inflasi.

1. Tomat dan cabai tekan inflasi

Ilustrasi pedagang cabai di pasar. (IDN Times/Mhd Saifullah)

Menurut BPS, sejumlah komoditas pangan menjadi penyumbang utama deflasi. Tomat menyumbang deflasi sebesar 0,09 persen, disusul cabai rawit 0,07 persen, serta beras 0,05 persen. Komoditas lain yang ikut menekan inflasi antara lain bawang merah, ikan layang, hingga air kemasan.

Aryanto menyebut tren penurunan harga ini cukup melegakan, terutama di tengah tingginya harga beras pada bulan-bulan sebelumnya. Pergerakan harga pangan masih sangat menentukan dinamika inflasi di Sulawesi Selatan.

2. Inflasi tahunan di angka 3,03 persen

Ilustrasi Inflasi (Foto: IDN Times)

Meski mengalami deflasi secara bulanan, secara tahunan (year on year/yoy) Sulawesi Selatan tetap mencatat inflasi sebesar 3,03 persen. Angka ini naik dari 105,52 pada September 2024 menjadi 108,72 pada September 2025.

Kelompok pengeluaran yang paling berkontribusi terhadap inflasi tahunan adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan kenaikan 5,52 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan lonjakan 10,57 persen. Komoditas emas perhiasan, beras, dan ikan bandeng menjadi pendorong utama inflasi.

3. Luwu Timur tertinggi, Palopo terendah

Ilustrasi bps IDN Times/Hana Adi Perdana

Jika dilihat antarwilayah, inflasi yoy tertinggi terjadi di Kabupaten Luwu Timur sebesar 4,27 persen, sedangkan yang terendah di Kota Palopo sebesar 2,70 persen.

Kota Makassar sendiri mencatat inflasi 2,77 persen.

Editorial Team