Setelah memantau situasi, kata Bambang, pelaku memutuskan untuk berjalan ke area Masjid Muhajirin, tak jauh dari TKP. Di dalam gang samping masjid, pelaku mengaku seolah-olah melihat ibunya ikut masuk ke dalam masjid.
Di dalam masjid, pelaku melihat sejumlah orang dan merasa kalau mereka adalah preman yang mengikutinya sepanjang perjalanan lintas provinsi. Karena merasa situasi tak aman, pelaku lalu keluar dari masjid. Di depan masjid, pelaku berpapasan dengan pedagang yang kebetulan sedang mengangkut pisang di atas mobil yang dikendarainya.
“Kemudian setelah bertanya kepada penjual pisang, pelaku masuk lagi ke dalam masjid, kemudian pelaku menganggap dirinya sudah tidak aman lalu pelaku mengambil besi yang sebelumnya sudah dibawa,” jelas Bambang.
Lanjut Bambang, setelah menganiaya sejumlah orang di masjid hingga pedagang, pelaku berupaya untuk kabur dengan kendaraannya. Namun dalam upaya pelarian, pelaku langsung menabrak korban SY (11) yang kebetulan saat itu baru saja keluar dari lorong samping masjid.
Merasa diri semakin terancam pelaku turun dari mobil yang dikendarai dan sempat menyandera siswi yang masih duduk di bangku kelas VI SD itu. Tak berselang lama, setelah aparat datang di lokasi, Polisi sempat bernegosiasi dengan pelaku agar melepaskan korban.
Warga yang telanjur marah langsung menghakimi pelaku. “Pelaku yang pada saat itu membawa pisau dan berhasil diamankan langsung dibawa di Mapolres,” imbuh Bambang.