Himpunan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Alauddin Makassar unjuk rasa Indonesia Gelap, Kamis (20/2/2025). IDN Times/Darsil Yahya
Mahasiswa juga menyoroti pembentukan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yang menurut mereka tidak memiliki keterlibatan lembaga independen seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kami menolak keras Danantara karena lembaga ini didirikan tanpa pengawasan independen seperti KPK. Alokasi anggaran untuk Danantara sangat besar, tetapi tidak transparan," ujarnya.
Mahasiswa mencurigai lembaga ini dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu dan mereka bahkan menyebut lembaga ini bisa menjadi lahan basah bagi praktik korupsi.
"Kami duga adalah lahan basah untuk bahan korupsi dari pemerintah. Karena yang terlibat dalam danantara ini adalah, kita sebut itu, demisioner presiden yang sebelumnya termasuk Jokowi. Nah, perlu kita pertanyakan ada apa dengan Jokowi? Kenapa harus kita libatkan," ungkapnya.
Selain itu, mahasiswa juga meminta evaluasi terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang dianggap belum menyasar masyarakat secara merata.
"Banyak masyarakat di Papua dan luar Jawa yang belum menerima manfaat dari program ini. Kami ingin pemerintah mengevaluasi kebijakan ini agar benar-benar tepat sasaran dan tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu," tegasnya.
Aksi unjuk rasa ini mencerminkan keresahan mahasiswa dan masyarakat terhadap kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran. Mereka berharap pemerintah lebih transparan dan berpihak pada rakyat dalam setiap kebijakan yang diambil.