Makassar, IDN Times - Pelaksanaan debat publik pasangan calon (paslon) kepala daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai digelar. Tiga paslon Bupati Barru masing-masing telah beradu gagasan. Begitu pula dengan paslon Bupati Gowa yang hanya memaparkan visi-misi sebagai pengganti debat publik lantaran merupakan paslon tunggal.
Selanjutnya, paslon-paslon dari daerah penyelenggara pilkada lainnya akan menyusul. Sesuai jadwal yang ditentukan, para paslon akan bertarung gagasan demi bisa menarik perhatian para calon pemilih. Hanya saja, debat publik semacam ini dinilai kurang efektif.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin, Sukri Tamma, mengakui debat paslon yang belakangan digelar, sebenarnya belumlah ideal. Menurutnya, konsep ideal dari sebuah debat paslon adalah sebagai ruang bagi paslon untuk lebih menunjukkan visi misinya secara konkret.
Jika dalam tahapan kampanye paslon hanya menyampaikan soal janji-janjinya, maka dalam tahapan debat paslon sebenarnya diminta untuk menunjukkan hal-hal yang lebih konkret mewujudkan janji-janji itu.
"Jadi kadang-kadang malah diharapkan sudah ada gambaran kira-kira kebijakan secara teknis nanti seperti apa. Misalnya 'saya akan menyejahterakan dari segi pendidikan'. Nah, kebijakannya seperti apa yang akan diambil dan seterusnya," jelas Sukri saat dihubungi IDN Times via telepon, Rabu (28/10/2020).