BPJS Ketenagakerjaan berhasil meraih penghargaan untuk aplikasi Jamsostek Mobile (JMO) pada Kategori Public Service Application di ajang The 10th Indonesia WOW Brand 2025 yang diselenggarakan MarkPlus,Inc., di The Ballroom Djakarta Theater. (dok. BPJS Ketenagakerjaan)
Langkah percepatan UCJ juga didukung oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Sulsel yang kini fokus pada validasi data pekerja rentan. “Ini merupakan tindak lanjut petunjuk dari Pak Gubernur agar mendata persis terutama pekerja-pekerja rentan yang memiliki risiko tinggi, misalnya para nelayan. Begitu juga dengan saudara-saudara kita penyandang disabilitas,” ujar Kepala Dinas Jayadi Nas, yang juga Wakil Ketua Tim Percepatan UCJ.
Pendataan juga mencakup kelompok lain seperti petani, pabentor, aparat desa, dan RT/RW. Dinas Sosial bahkan telah mengusulkan pelatihan dan perlindungan ketenagakerjaan bagi 50 penyandang disabilitas.
“Ini sedang dalam proses pengusulan ke Pak Gubernur, karena seluruh pendataan kita lakukan berdasarkan instruksi beliau agar valid dan sesuai dengan kelompok pekerja berisiko tinggi,” kata Jayadi.
Pemprov Sulsel kini tengah merancang skema pembiayaan yang terukur melalui APBD, dengan durasi pertanggungan selama 12 bulan. Pemerintah kabupaten/kota juga mulai diajak untuk ikut menanggung iuran bagi pekerja informal di wilayah masing-masing.
BPJS Ketenagakerjaan menyambut baik pendekatan Pemprov Sulsel ini dan berharap bisa menjadi model percontohan nasional. Dengan menjadi peserta, para pekerja berhak atas jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.